KESEHATAN PENCERNAAN
BAHASA INDONESIA
SEMESTER 1
NI LUH AGUSTINI
PURNAMA ,M.Kep.,Ns
Oleh
STEVEN YHOGA PRATAMA
201602048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ST.VINCENTIUS A PAULO
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul “Kesehatan Pencernaan”
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasi kepada
dosen pembimbimbing materi.
Dan harapan saya semoga makalah ini bermanfaat
dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, untuk ke depannya. Kerena
kererbatasan pengetahuan dan pengalaman saya , saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran kepada
pembaca untuk membangun kesempurnaan makalah ini.
Surabaya, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................... 3
1.3 Tujuan......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Sistem Pencernan.......................................................................... 4
2.2 Struktur Dan
Organ Pencernaan................................................................. 4
2.3 Kelenjar
Pencernaan.................................................................................. 12
2.4 Proses
Pencernaan Makanan..................................................................... 13
2.4.1 Makanan................................................................................................. 15
2.4.2 Keracunan
Makanan.............................................................................. 15
2.5 Tanda-Tanda
Status Kecukupan Nutrisi................................................... 16
2.6 Kelebihan
Nutrisi (Obesitas)..................................................................... 17
2.7 Pesan Dasar
Gizi Atau Makanan Seimbang.............................................. 18
2.8 Menjaga
Kesehatan Organ Atau Sistem Pencernaan................................ 20
2.9 Implikasi
Keperawatan............................................................................. 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 26
3.2 saran.......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sistem
pencernaan (digestive system) merupakan
system vital dalam tubuh makluk hidup termasuk manusia, karena didalam system
pencernaan kita bisa mendapatkan energy dari makanan dan minuman yang kita
konsumsi. Sehat atau tidaknya system pencernaan kita tergantung dari makanan
dan minuman yang kita konsumsi, semakin baik dan bergizi makanan dan minuman
yang kita konsumsi semakin baik pula kinerja maupun hasil dari system
pencernaan begitu pun sebaliknya jika makanan dan minuman yang konsumsi tidak
baik, tidak sehat, ataupun mengandung racun maka akan berdampak buruk bagi
system pencernaan. Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari
mulut sampai ke anus) adalah system organ dalam
manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energy,menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa dari proses
tersebut. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat
pencernaan makanan yang kita makan. (Haryono,2012).
Sistem pencernaan makanan berhubungan
dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh.
Makanan adalah tiap zat atau bahan yang dapat digunakan dalam metabolisme guna
memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh tenaga atau energi. Setiap manusia
memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan tersebut akan
diolah dan diubah menjadi energi melalui proses pencernaan. Agar makanan yang
kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di ubah menjadi
bentuk sederhana atau dibentuk dalam molekul-molekul sederhana melalui proses
pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh adalah
karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral, vitamin, dan
air tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia dapat di
bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis).
Sistem
pencernaan manusia sangat rentan terhadap penyakit, karena terus dilewati oleh
makanan dan minuman yang kita konsumsi. Dan system atau organ pertama yang
merasakan dampak baik atau tidaknya makanan atau minuman yang kita konsumsi.
Terdapat kurang lebih 20 penyakit bisa menyerang system atau organ pencernaan
manusia baik yang sederhana maupun yang sangat kronis dan apabila hal sepele
itu tidak ditangani atau diatasi secepat mungkin dapat menyebabkan kematian. Oleh
karena itu, kita harus menjaga system pencernaan kita agar tetap sehat dan bisa
berfungsi secara normal, dengan menjaga kebersihan organ yaitu (mulut, gigi,
dan lidah) dan menjaga kesehatan organ pencernaan dalam (lambung, hati, dan
usus) dengan cara menerapkan pola hidup sehat. Kita mengetahui bahwa tidak ada satu individu yang dapat bertahan
hidup tanpa adanya organ sistem pencernaan, karena sistem pencernan merupakan
hal yang sangat vital di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan memiliki fungsi
sebagai menyediakan makanan, air dan lektrolit yang dibutuhkan oleh sel-sel
tubuh melalui proses pencernaan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian dari system pencernaan ?
2.
Bagaimana proses
pencernaan makanan dalam tubuh ?
3.
Apa saja
struktur atau organ-organ pencernaan dalam tubuh manusia ?
4.
Apa saja organ
kelenjar dalam system pencernaan ?
5.
Bagaimana
absorbsi makanan di system pencernaan ?
6.
Bagaimana tanda-tanda
status kecukupan gizi ?
7.
Apa saja pesan
dasar gizi atau makanan seimbang ?
8.
Bagaimana cara
menjaga kesehatan organ system pencernaan ?
9.
Apa kaitannya
atau implikasi dalam keperawatan ?
1.3 Tujuan
1.
Menjelaskan
tentang pengertian system pencernaan.
2.
Memahami proses
pencernaan makanan dalam tubuh.
3.
Mengetahui
struktur dan organ-organ pencernaan.
4.
Mengetahui
tanda-tanda kecukupan gizi.
5.
Memahami cara
menjaga kesehatan system pencernaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sistem Pencernaan
Menurut
Haryono (2012)“sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari
mulut sampai ke anus) adalah system organ dalam
manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energy,menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa dari proses
tersebut”(h.1).
“Saluran
pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. Dan juga
meliputi organ yang terletak di luar system pencernaan, yaitu penkreas, hati
dan kantung empedu”(Syaiffudin,2010,h.167).
2.2 Struktur Dan
Organ Pencernaan
Proses pencernaan merupakan suatu proses
yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara
proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan system pencernaan.
Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari
makanan yang siap diserap dalam tubuh. (Syaifuddin,2010). Berdasarkan prosesnya,
pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: proses mekanis dan
proses kimiawi.
Makanan mengalami proses pencernaan
sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan
hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut :
1.
Ingesti:
pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.
2.
Mastikasi:
proses mengunyah makanan oleh gigi.
3.
Deglutisi:
proses menelan makanan di kerongkongan.
4.
Digesti:
pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan
enzim, terdapat di lambung.
5.
Absorpsi: proses
penyerapan, terjadi di usus halus.
6.
Defekasi:
pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
I. Mulut
“Mulut
adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air, dan merupakan
jalan masuk untuk system pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu : Bagian
luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan
pipi, bagian rongga mulut dalam, yaitu rongga mulut yang di batasi sisinya oleh
tulang maksilaris, palatum dan mandibularis”(Syaiffudin,2010,h.168).
Makanan mulai dicerna secara mekanis dan
kimiawi. Di dalam mulut, terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses
pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Selaput lendir mulut di
tutupi epitelium yang berlapis-lapis. Di luar mulut ditutupi oleh kulit dan di
sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa).
(Haryono,2012). Fungsi rongga mulut, mengerjakan pencernaan pertama dengan jalan mengunyah, untuk berbicara, bila perlu digunakan
untuk bernafas.
A. Gigi
Gigi
adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka
memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan
banyak tugas. Gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang
lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna
makanan lebih efisien dan cepat. (Syaiffudin,2010).
B. Lidah
Lidah
adalah bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan
mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak
memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
Lidah dapat merespon berbagai jenis dan
macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat
menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah
yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk
rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian
lidah yang belakang untuk rasa pahit.
C. Kelenjar Ludah
Kelenjar
ludah merupakan kelenjar yang mempunyai ductus yang bernama ductus wartoni dan ductus stensoni. Kelenjar ludah (savila) dihasilkan di dalam rongga mulut.
II. Faring
Faring
merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung
faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang disebut ismus
fausium. Menelan (deglutisic), jalan
udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan
masuk ke belakang dari jalan napas dan di depan dari ruas tulang belakang. (Haryono,2012).
III. Kerongkongan (Esofagus)
Menurut
Haryono (2012)”Kerongkongan (esofagus)
merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput
lendir, yang menghubungkan tekak dengan lambung, yg letaknya dibelakang trakea
yg berukuran panjang ± 25 cm dan lebar 2 cm, mulai dari faring sampai pintu
masuk kardiak di bawah lambung”(h.5). Fungsi
kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung. Bagian dalam
kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar
bolus menjadi basah dan licin. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui
kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan.
Sewaktu makanan bergerak menuju
kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian
belakang mulut (uvula) terangkat ke
atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke
arah tutup trakea, epiglotis akan menutup
sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke
kerongkongan untuk menuju lambung. (Pearce,2009).
IV. Lambung
Lambung
merupakan organ berbentuk J yang
terletak di bawah rusuk terakhir sebelah
kiri. Yang panjangnya 20 cm, diameternya 15 cm, pH lambung 1 – 3,5 dan bagian
dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster.
Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esophagus
melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di depan pancreas dan
limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri. Bagian lambung terdiri dari Fundus Ventrikuli, Korpus Ventrikuli, Antrum
Pilorus, Kurvatura Minor, Kurvatura Mayor, Ligamentum Osteum Kardiak.
(Pearce,2009).
Getah lambung dapat dihasilkan akibat
rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung juga mengandung HCl/asam
lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin,
pepsinogen, dan lipase. (Syaiffudin,2010).
Fungsi dari lambung ,menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh
peristaltic lambung dan getah lambung.
V. Usus Halus
Usus
halus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung
dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembukuh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutka pecahan-pecahan makanan
yang diccerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah enzim yang mencerna
protein gula dan lemak dan merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya
sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau
jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang
berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. (Haryono,2012). Usus halus
terdiri dari 3 bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum),
dan usus penyerapan (ileum).
A. Usus Dua Belas Jari (Duodenum), panjangnya ± 25 cm
“Usus
dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum)”(Haryono,2012,h.9). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang
tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.
Dinding duodenum mempunyai lapisan
mukosa yang banyak mengandung kelenjar Brunner
yang berfungsi memproduksi getah intestinum. Lambung melepaskan makanan ke
dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan. (Syaiffudin,2010).
B. Usus Kosong (Jejenum)
Usus
kosong atau jejenum merupakan bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan
dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus. (Haryono,2012).
C. Usus Penyerapan (Illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu. (Haryono,2012).
V. Usus Besar (Kolon)
Usus
besar atau kolon memiliki panjang ± 1
meter dan terdiri atas kolon ascendens,
kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat
sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi
massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas(Syaiffudin,2010). “Banyak
bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penterapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus.”(Haryono,2012,h.11).
Tabel 1-1 Ringkasan absorbsi
Sumber
Makanan
|
Hasil akhir
cernaan
|
Organ
absorpsi
|
Protein
|
Asam amino
|
Dari
epitelium vili masuk ke pembuluh darah dan aliran darah
|
Lemak
|
Gliserin dan
asam lemak
|
Dari epitelium
vili masuk ke lacteal dan aliran limfe
|
Hidrat arang
|
Monosakarida
Glukosa
Leavulosa
Galaktosa
|
Dari
epitelium vili dan dinding pembuluh darah masuk ke aliran darah
|
VI. Rektum Dan Anus
Menurut
Haryono (2012)”rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di anus”(h.13). Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rectum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desenden. Jika
kolon desenden penuh dan tinja masuk ke dalam rectum, maka timbul keinginan
BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran
pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan
anus diatur oleh otot sphinkter Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus. (Syaiffudin,2010,h,176).
Gambar 1-1 Letak organ sistem pencernaan.
2.3 Kelenjar
Pencernaan
I. Hati (Hepar)
Hati
merupakan kelenjar terbesar dan
terpenting dalam tubuh. Berwarna coklat dan beratnya ± 1.5 kg. Letaknya
bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah nkanan bawah diafragma. Organ ini
memainkan peranan penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penertalan
obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Secara umum,
hati mempunyai fungsi, mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang
disimpan disuatu tempat dalam tubuh, dikeluarka sesuai dengan pemakaiannya
dalam jaringan. (Irianto,2005)
II. Pankreas
Pankreas
adalah organ pada system pencernaan yang memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan
enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum.
Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu Asni menghasilkan enzim-enzim
pencernaan, Pulau pancreas menghasikan horman. Pankreas enzim pencernaan ke
dalam duodenum dan melepaskan hormone ke dalam darah. Enzim yang dilepas kan
oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Hormon yang
dihasilkan oleh pankreas adalah : Insulin,
yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah, Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah.
(Irianto,2005).
2.4 Proses
Pencernaan Makanan
Jumlah
makanan yang dicerna ditentukan oleh intrinsic lapar dan jenis makanan yang
ditentukan selera. Mekanisme ini merupakan system pengaturan otomatis yang
sangat penting untuk menjaga persediaan makanan yang adekuat untuk tubuh.
(Syaifuddin 2010:168).
I. Mengunyah. Mengunyah merupakan hal yang sangat
penting dalam pencernaan. Pemecahan partikel besar makanan menjadi partikel
kecil yang dapat ditelan. Gigi untuk mengunyah, memotong, dan menggiling yang
bekerja sama dengan otot rahang.
II. Menelan (Deglusi).
Menelan merupakan suatu gelombang peristaltic cepat berasal dari faring yang mendorong
bolus makanan ke dalam esofagus bagian atas dalam 2 detik.
III. Makanan Di Lambung. Isi lambung bersifat sangat
sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik. Kontraksi tonik dari
sfingter esofagus bagian bawah akan membantu mencegah refluks isi lambung ke
dalam esofagus. Fungsi motorik lambung meliputi :
1.
Menyimpan
sejumlah makanan sampai dapat diproses di duodenum
2.
Mencampur
makanan dengan sekresi lambung sampai membentuk satu campuran setengah cair.
3.
Menggosongkan
makanan dengan lambat dan lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang
sesuai dan absorpsi yang tepat.
IV. Pergerakan Usus Halus. Gerakan usus halus
menyebabkan pencampuran dan pendorongan. Frekuensi maksimal kontraksi
segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi gelombang lambat dalam
dinding usus. Fungsi gelombang peristaltic tidak hanya mendorong kimus
sepanjang usus. Proses ini meningkat sewaktu kimus masuk ke duodenum.
V. Gerakan Kolon. Kolon mengabsorpsi air dan
elektrolit dari kimus dan penimbunan bahan feses sampai dapat dikelurkan.
A. Gerakan Mencampur. Kontraksi bergerak lambat kea
rah anus, karena bergerak lambat maka terjadi pemutaran dan pengadukan dalam
usus besar.
B. Gerakan Mendorong. Dorongan oleh kontraksi
membutuhkan waktu 8-15 jam menggerakkan kimus dari katup ileosekal sampai ke kolon
transversum.
C. Defekasi. Pergerakan massa mendorong feses masuk
ke dalam rectum sehingga secara normal timbul keinginan untuk defekasi termasuk
refleks kontraksi rectum dan refleksi sfingter anus. Refleks defekasi, bila
feses masuk rectum maka pereganganan dinding rectum menimbulkan sinyal-sinyal
afesen yang menyebar melalui pleksus mesenterikus untuk menimbulkan gelombang
peristaltic dalam kolon desendens, sigmoid dan rectum yang mendorong fesses ke
anus.
2.4.1 Makanan
Makanan
merupakan kebutuhan pokok manusia untuk kelangsungan hidup karena di dalamnya
mengandung nutrisi yang diolah oleh system pencernaan yang diperlukan untuk
pertumbuhan badan, memelihara dan memperbaiki jarungan tubuh yang telah rusak,
untuk proses yang terjadi dalam tubuh (metabolisme),
untuk berkembang biak, menghasilkan energy untuk dapat melakukan aktifitas.
(Sartono 2012:70). Dan makanan yang baik bagi manusia adalah yang memenuhi
kandungan nutrisi, persyaratan kesehatan, dan kebersihan.
2.4.2 Keracunan
Makanan
Racun adalah zat atau bahan yang bila
masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi),
suntikan yang dapat merusak kehidupan
atau mengganggu dengan serius fungsi organ atau jaringan tubuh. (Sartono
2012:1). Lebih dari 70% makanan yang beredar dan dijual kebanyakan masih jauh
dari memenuhi persyaratan kesehatan, bahkan ada beberapa yang tidak memenuhi
persyaratan sama sekali khususnya makanan tradisional. Oleh karena itu, banyak
masalah kesehatan di system pencernaan salah satunya yaitu “keracunan makanan”.
Kecacunan makanan yang sering terjadi diakibatkan oleh. Produsen makanan kurang
atau tidak menyadari dan memahami arti kebersihan dan kesehatan makanan. Hal
ini disebabkan, oleh latar belakang pendidikan dan lingkungan yang tidak
mendukung atau tidak sehat. Produsen kurang atau tidak mendapat bimbingan atau
penyuluhan tentang kesehatan dan kebersihan makanan. Kurangnya peraturan yang
tegas dari pemerintah yang berhubungan dengan control kualitas dan control
kesehatan setiap jenis makanan yang diproduksi. (Sartono 2012:71).
Bahaya keracunan makanan tergantung pada
bentuk, sifat dan jenis makanan, selain jenis mikroorganisme. Keracunan makanan
dapat juga disebabkan bahan makanannya sendiri yang beracun, terkontaminasi
oleh protozoa, parasite, bakteri yang pathogen dan juga bahan kimia yang
bersifat racun. Selain itu, bahan tambahan makanan yang digunakan atau
ditambahkan pada waktu mengolah makanan (termasuk bahan pewarna) perlu juga
diperhatikan karena potensial dapat membahayakan kesehatan manusia. Keracunan
makanan dapat terjadi karena, makanan mengandung toksin, makanan tercemar
bakteri patogen, makanan tercemar protozoa dan parasite, tumbuh-tumbuhan dan
hewan beracun, keracunan bahan kimia, dan bahan tambahan makanan seperti
pengatur keasaman, pemanis, penyedap, pengawet, pengeras, pewarna dan penguat rasa. (Sartono 2012:72-83). Jadi,
pintar-pintarlah dalam memilih makanan yang akan dimakan atau dimasukkan ke
dalam tubuh, karena keracunan makanan dapat mengakibatkan kerusakan organ
pencernaan sampai kematian.
2.5 Tanda-Tanda
Status Kecukupan Nutrisi
Seseorang yang berkecukupan nitrisi
pastinya dalam penempilannya akan baik, tidak terlihat suatu kecacatan. Keadaan
pikiran selalu positif, aktif dan responsive. Tubuh selalu agresif, tampak
sehat selalu karena kecukupan nutrisi yang baik. Keadaan psikologi normal,
seseorang yang berkecukupan nutrisi jiwa akan merasa tenang, dan tampak senang.
(Nofita,2016).
Tabel 1-2 Tanda-tanda status nutrisi yang baik
Area
Tubuh
|
Tanda
nutrisi yang baik
|
Penampilan umum
|
Sadar, responsive
|
Berat badan
|
Normal untuk tinggi badan,
usia, bentuk tubuh
|
Postur tubuh
|
Tegap, lengan dan tungkai lurus
|
Otot
|
Berkembang baik, keras, tonus
baik, sebagian lemak di bawah kulit
|
Kontrol persarafan
|
Rentang perhatian yang baik,
tidak mudah marah atau gelisah, refleks-refleks normal, stabilitas psikologis
baik
|
Fungsi pencernaan
|
Nafsu makan dan pencernaan
baik,pengeluaran normal teratur, tidak teraba organ atau masa
|
Fungsi jantung
|
Irama dan frekuensi jantung
normal, tekanan darah normal berdasarkan usia
|
Vitalitas umum
|
Daya tahan baik, energik, tidur
dengan baik, gerakan mantap
|
Rambut
|
Berkilau, keras, tidak mudah
rontok, kulit kepala sehat
|
Kulit
|
Halus, sedikit lembab, warna
baik
|
Wajah dan leher
|
Warna kulit sama, halus,
kemerahan, tampak sehat, tidak membengkak
|
Bibir
|
Halus, warna baik, lembab,
tidak pecah-pecah dan tidak membengkak
|
Selaput oral, Mulut
|
Membran mukosa/permukaan
berwarna kemerahan dalam rongga mulut
|
Gusi
|
Warna kemerahan baik, merah,
tidak ada pembengkakan atau pendarahan
|
Lidah
|
Warna tanmpak kemerahan, tidak
memengkak atau halus, papil permukaan ada, tidak terdapat lesi
|
Gigi
|
Tidak berlubang, tidak ada
sakit, putih mengilat, tidak terdapat guratan, rahang berbentuk baik, bersih
|
Mata
|
Bersih, tidak terdapat lecet di
sudut kelopak mata, selaput mata lembab dan berwarna pink kemerahan, tidak
ada pembuluh darah yang menonjol atau jaringan atau sklera, tidak ada
lingkaran keletihan di bawah mata
|
Tungkai, kaki
|
Tidak terdapat nyeri tekan,
kelemahan, atau bengkak
|
Kuku
|
Kuat, kemerahan
|
Skeleton
|
Tidak terdapat malformasi
|
2.6 Kelebihan Nutrisi (Obesitas)
Obesitas adalah penumpukan lemak yang
berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011).
Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas apabila terjadi
pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka. Angka kejadian obesitas
meningkat dengan pesat akibat pola hidup tidak aktif. Energi dari aktivitas
fisik sehari-hari yang digunakan berkurang seiring globalisasi dan akibat dari
kemajuan teknologi.
Penyebab
Obesitas:
1.
Kurang berolah
raga. Olah raga akan membantu mengurangi berat tubuh dengan cara membakar
kalori.
2.
Kebiasaan makan
yang keliru. Misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya karbohidrat dan
lemak
3.
Faktor pola
makan abnormal. Ada dua pola makan abnormal penyebab obesitas yaitu : makan
dalam jumlah sangat banyak (binge), dan pola makan di malam hari
4.
Faktor genetik.
Faktor genetik berpengaruh sebesar 33 % terhadap berat badan seseorang
5.
Faktor Psikis.
Makanan menjadi pelarian ketika seseorang mengalami masalah atau risau.
Obesitas dianggap sebagai salah satu
faktor yang dapat meningkatkan prevalensi hipertensi, intoleransi glukosa, dan
penyakit jantung koroner aterosklerotik pada pasien-pasien yang obese.
(Anggraeni,2012).
2.7 Pesan Dasar
Gizi Atau Makanan Seimbang
Makanan yang sehat dan memiliki gizi
yang seimbang akan membuat system pencernaan menjadi sehat dan berfungsi secara
baik dan normal. Gizi yang baik tidak hanya membuat sehat system pencernaan
tetapi dapat membuat tubuh sehat dan bugar. Pesan dasar berikut ini disusun
atas rekomendasi dari Kongres Gizi Internasional di Roma pada tahun 1992.
(Hartono 2007:170).
1.
Makanlah makanan
yang beraneka ragam. Makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang.
2.
Makanlah makanan
untuk memenuhi kebutuhan energy. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar dan
untuk aktifitas sehari-hari.
3.
Makanlah makanan
sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy. Karbohidrat sederhana,
seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi dengan memperhatikan azas
tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah.
4.
Batasi konsumsi
lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energy. Konsumsi lemak/minyak
jenuh berlebihan tidak baik untuk kesehatan system pencernaan, konsumsi lemak/minyak
dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kalori.
5.
Biasakan makan
pagi. Makan pagi dengan makanan yang beranekaragam akan memenuhi kebutuhan gizi
untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam
bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan kosentrasi belajar sehingga
prestasi belajar bisa lebih meningkat.
6.
Minumlah air
bersih, aman, dan cukup jumlahnya. Minumlah air bersih sampai dua liter per
hari sehingga metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar, air sangat
dibutuhkan sebagai pelarut unsur gizi bagi keperluan metabolisme tersebut.
7.
Lakukan kegiatan
fisik dan olahraga yang teratur. Dapat meningkatkan kesegaran tubuh,
memperlancar aliran darah.
8.
Makanlah makanan
yang aman bagi kesehatan. Makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung kuman
atau parasite lain, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan makanan yang
diolah dengan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak rusak.
9.
Bacalah label
pada makanan yang dikemas. Harus berhati-hati dan memperhatikan label tersebut
akan terhindar dari makanan yang rusak, tidak bergizi, makanan yang berbahaya,
dan halal atau tidaknya makanan tersebut.
2.8 Menjaga Kesehatan
Organ atau Sistem Pencernaan
Kesehatan
system pencernaan sangat vital dan penting karena dari system pencernaan kita
dapat memperoleh energy untuk kelangsungan hidup kita sebagai manusia yang
membutuhkan makanan dan minuman. Kalau system pencernaan kita sehat, kita dapat
memperoleh energy dari makanan maupun minuman secara maksimal, begitupun
sebaliknya. Berikut cara menjaga kesehatan organ (system pencernaan).
A. Cara Menjaga Kesehatan Mulut Dan Gigi
Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah
penting, karena mulut dan gigi merupakan awal masuknya makanan, jika tidak
berbagai masalah kesehatan seputar gigi dan mulut dapat muncul kapan saja dan
timbul rasa tidak nyaman saat makan atau minum. Misalnya sakit gigi, masalah
gigi berlubang, gusi bengkak dan sebagainya. Untuk masalah mulut yang biasa
muncul adalah bau mulut tak sedap, sariawan hingga sakit tenggorokan.
1.
Dua kali sikat
gigi. Sisa makanan ada pada gigi akan menjadi sangat berbahaya jika lama
tertinggal pada gigi. Sikat gigi pagi dan malam sebelum tidur.
2.
Pembersih mulut.
Setelah menyikat gigi anda tidak boleh lupa mengaplikasikan pembersih mulut
pada saat setelah sikat gigi. Hal ini juga membantu menghilangkan bakteri di
mulut dan gigi dengan cepat dan tepat.
3.
Pembersih lidah.
Membersihkan lidah juga dapat membersihkan plak dan sedimen yang menempel, yang
juga bisa menyebabkan bau mulut.
4.
Konsumsi
buah-buahan. Buah-buahan mengandung serat serta vitamin dan mineral yang
dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan gigi. Kandungan serat dalam
buah-buahan bertindak sebagai sikat gigi alami yang membersihkan sisa-sisa
makanan sekaligus mengusir bakteri di mulut dan sebagai penyegar mulut.
5.
Perbanyak
Konsumsi Kalsium. Agar membantu gigi dan gusi tetap sehat dan kuat, seperti
susu, yoghurt, dan keju.
6.
Tidak merokok.
Merokok dapat menyebabkan kerusakan pada mulut dan gigi, terutama perokok
aktif.
B. Cara Menjaga Kesehatan Lambung
Menjaga
kesehatan lambung juga sangatlah penting. Lambung akan mengaduk makanan yang
kita makan, dan menyimpannya dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, jika makanan
yang kita makan tidak bagus atau tidak sehat maka organ pertama yang merasakan
dampaknya adalah lambung dan dapat mengganggu fungsi lambung dan juga timbul
rasa nyeri atau sakit.
1.
Makan Secara
Teratur. Kurang lebih 3 kali sehari secukupnya.
2.
Membiasakan
Mengunyah Makanan Lebih Lama. Apabila lambung bekerja terlalu berat dalam
proses mencerna makanan yang kita konsumsi maka dapat menyebabkan dinding organ
tersebut terlalu sering bergesekan. Akibatnya maka bagian dinding lambung bisa
terluka. Jadi sangat menganjurkan agar kita lebih lama pada saat mengunyah
makanan. Biarkan hingga tekstur makanan yang nantinya diserap tubuh menjadi
lebih lembut.
3.
Memperbanyak
Konsumsi Makanan Berserat. Serat yang dikandung oleh buah dan sayur baik bagi
pencernaan.
4.
Mengurangi
Makanan yang Terlalu Pedas, Asam, dan Manis. Dapat beresiko meningkatnya
produksi asam lambung. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan empedu bekerja
lebih keras. Selain itu juga dapat memicu pertumbuhan bakteri jahat yang ada
dalam usus.
5.
Perbanyak Asupan
Cairan untuk Tubuh. Cukupnya cairan dalam tubuh kita akan sangat membantu dalam
proses pencernakan. Air dapat membantu menghilangkan racun-racun berbahaya
dalam tubuh.
6.
Hindari Konsumsi
Minuman Mengandung Kafein, Alkohol, dan Soda.
7.
Menghindari
Makanan Cepat Saji. Makanan cepat saji merupakan salah satu jenis makanan yang
sangat berbahaya bagi sistem pencernakan khususnya lambung dan usus. Hal
tersebut dikarenakan dalam olahan makanan tersebut mengandung tidak sedikit
bahan tambahan seperti pengawet maupun MSG. Dampak bahaya makanan cepat saji
bagi kesehatan biasanya muncul dalam waktu yang lama sebagai akumulasi
kebiasaan makan yang buruk.
8.
Rutin
berolahraga.
9.
Hindari Stress. Kurangi
stress dengan beistirahat cukup, berjalan-jalan dan rileks dari pekerjaan yang
terlalu berat.
Gambar 1-2 Makanan kaya akan serat dan bergizi yang baik untuk
pencernaan
C. Cara Menjaga Kesehatan Usus
Usus
berperan penting bagi system pencernaan, usus menyerap sari-sari atau nutrisi
dalam makanan dan membuang sisa pencernaan yang tidak digunakan berupa kotoran
(feses). Usus harus senantiasa dijaga
kesehatannya karena setiap hari usus akan dilewati oleh zat makanan yang kita
makan. Semakin baik zat makanan yang kita makan semakin baik pula usus akan
bekerja dan begitupun sebaliknya.
1.
Makan dengan
porsi kecil namun sering. Tindakan mengonsumsi makanan secara langsung dengan
jumlah yang besar bisa membuat usus bekerja dengan keras. Akibatnya kinerja
usus pun bisa terganggu. Sehingga sebaiknya mengonsumsi makanan dengan porsi
kecil dan ulangi jika masih terasa lapar. Serta jangan lupa untuk selalu minum
air agar sirkulasi makanan Anda lancar.
2.
Konsumsi makanan
segar. Makanan segar yang rendah zat pengawet berperan besar dalam menjaga kesehatan
usus.
3.
Minum Banyak Air
Putih. Penuhi kebutuhan air putih dengan banyak mengonsumsi air yang tak
mengandung cafein. Air putih, jus, sari buah, dan buah-buahan yang kaya
kandungan air dapat menjadi alternatif untuk mencukupi kebutuhan air dan
menyehatkan usus.
4.
Perbanyak
Konsumsi Serat. Serat sangat diperlukan untuk kesehatan pencernaan terutama di
usus.
5.
Konsumsi
Probiotik. Mengonsumsi probiotil seperti yang terkandung dalam yoghurt bisa
melancarkan pencernaan, dan terhindar dari susah BAB.
6.
Kurangi Gula. Gula
dapat menaikkan asam dalam usus sehingga memperberat kerja empedu. Selain itu,
gula juga dapat menambah jumlah bakteri jahat dalam usus sehingga tidak baik
untuk usus.
7.
Rajin
Berolahraga
8.
Istirahat cukup.
Istirahat cukup dengan waktu tidur 8 jam setiap hari bermanfaat untuk mengatur
hormon dalam usus yang berfungsi mengontrol rasa lapar dan kenyang serta
meningkatkan sistem kekebalan usus.
2.9 Implikasi
Keperawatan
Implikasi
keperawatan yang dapat diberikan perawat pada pasien yang menderita kegemukan (obesitas)
adalah :
Tindakan Mandiri
1.
Timbang berat
badan secara periodik sesuai individu dan lakukan pengukuran tubuh dengan
tepat.
2.
Tentukan tingkat
aktivitas dan rencana program latihan lanjut. Misal: jalan. Sesuai dengan
tujuan dan pilihan individu.
3.
Kembangkan
rencana penyuluhan ulang tentang nafsu makan dengan pasien.
4.
Tekankan
pentingnya menghindari tegangan pada waktu makan dan tidak makan terlalu cepat.
5.
Memotivasi
pasien untuk menurunkan berat badannya dan membantu untuk menyusun tujuan.
6.
Diskusikan pembatasan
masukan garam dan obat diuretik bila digunakan.
Tindakan Kolaborasi
1. Konsul dengan ahli gizi untuk menentukan
kalori/kebutuhan nutrisi untuk penurunan berat badan individu.
2. Bila terjadi perubahan nutrisi berikan injeksi
vitamin B12, folat dan kalsium sesuai indikasi.
3. Bila pasien mengalami gangguan interksi sosial
karena kondisi tubuhnya pasien dapat menyarankan pasien untuk konsul dengan
psikolog untuk mengembalikan kepercayaan dirinya dan agar pasien tau cara
berinteraksi sosial yang baik. (Doenges,dkk,2005,h.439-444).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem
pencernaan merupakan sistem yang sangat penting bagi manusia karena sistem
pencernaan menyerap vitamin, nutrisi, mineral, lemak, protein dan karbohidrat
yang sangat di butuhkan oleh tubuh manusia untuk melakukan aktfitas
sehari-hari. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektim, dan anus.
Sistem pencernaan manusia sangat rentan
terhadap penyakit, karena terus dilewati oleh makanan dan minuman yang kita
konsumsi. Oleh karena itu, kita harus menjaga system pencernaan kita agar tetap
sehat dan bisa berfungsi secara normal, dengan menjaga kebersihan organ yaitu
(mulut, gigi, dan lidah) dan menjaga kesehatan organ pencernaan dalam (lambung,
hati, dan usus) dan dengan cara menerapkan pola hidup sehat.
3.2 Saran
Sebaiknya kita memperbayak mengonsumsi
makanan yang bergizi agar tubuh kita tidak mengalami kekurangan asupan nutrisi
(makanan yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, lemak dan vitamin). Dan
sebaiknya kita juga menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan mengontrol konsumsi
makanan yang kita makan. Dan juga lakukan akifitas fisik untuk menjaga
kebugaran tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,S.(2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Anggraeni,R.(2012). Pengertian Obesitas. Diakses 24 November 2016.Pukul 20:35 dari
Cara Sehat Untuk
Hidup.(2015). Cara Menjaga Kesehatan
Mulut dan Gigi. Diakses 18 November 2016.Pukul 19:45 dari
Doenges,M.E ,Moorhouse,M.F
,Geissler,A.C.(2001). Rencana asuhan
Keperawatan,Edisi 3. Ahli Bahasa:Kariasa,I.M ,Sumarwati,N.M. 2005. Jakarta:EGC.
HaloSehat.(2015). 10 Cara Menjaga Kesehatan Lambung Dan Usus
Paling Efektif. Diakses 18 November 2016.Pukul 20:10 dari
Hartono,A.( 2007). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit.Jakarta:EGC.
Haryono,R.(2012). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:Gosyen Publishing.
Irianto,D.(2005). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung:Penerbit Yrama Widya.
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.(2015). Keputusan
Presiden No. 17 Tahun 2015 Pasal 4 tentang Ketahanan Pangan Dan Gizi.
Jakarta:Kementerian Kesehatan RI.
Kesehatan Tubuh.(2015).
16 Cara Efektif Menjaga Kesehatan Organ
Pencernaan. Diakses 17 November.Pukul 19:50 dari
Nofita,P.(14
Februari,2016). Tanda-Tanda Kecukupan Nutrisi. Majalah Kesehatan ,2(1),11-13.
Pearce,E.C.(2009). Anatomi Fisiologi Untuk Paramedis.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Pujiono,J.S.(2016). 6 Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan.
Diakses 17 November 2016.Pukul 21:15 dari
Sartono,H.(2012). Racun Dan Keracunan Makanan.
Jakarta:Widya Medika.
Sugianto,T.M.(2011).
Asupan Gizi dan Status Gizi. Jurnal
Kebidanaan dan Keperawatan, 7 (2),56-64.
Syaifuddin,H.(2010).Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan,Edisi 3.Jakarta:EGC.
No comments:
Post a Comment