Wednesday 16 May 2018

KARYA TULIS ILMIAH "KESEHATAN PENCERNAAN"

KESEHATAN PENCERNAAN
BAHASA INDONESIA
SEMESTER 1
NI LUH AGUSTINI PURNAMA ,M.Kep.,Ns



 Oleh

STEVEN YHOGA PRATAMA
201602048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ST.VINCENTIUS A PAULO
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul “Kesehatan Pencernaan” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya ucapkan banyak terimakasi kepada dosen pembimbimbing materi.
Dan harapan saya semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, untuk ke depannya. Kerena kererbatasan pengetahuan dan pengalaman saya , saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran kepada pembaca untuk membangun kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, November  2016

Penyusun




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 3
1.3 Tujuan......................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sistem Pencernan.......................................................................... 4
2.2 Struktur Dan Organ Pencernaan................................................................. 4
2.3 Kelenjar Pencernaan.................................................................................. 12
2.4 Proses Pencernaan Makanan..................................................................... 13
2.4.1 Makanan................................................................................................. 15
2.4.2 Keracunan Makanan.............................................................................. 15        
2.5 Tanda-Tanda Status Kecukupan Nutrisi................................................... 16
2.6 Kelebihan Nutrisi (Obesitas)..................................................................... 17
2.7 Pesan Dasar Gizi Atau Makanan Seimbang.............................................. 18
2.8 Menjaga Kesehatan Organ Atau Sistem Pencernaan................................ 20
2.9 Implikasi Keperawatan............................................................................. 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 26
3.2 saran.......................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Sistem pencernaan (digestive system) merupakan system vital dalam tubuh makluk hidup termasuk manusia, karena didalam system pencernaan kita bisa mendapatkan energy dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Sehat atau tidaknya system pencernaan kita tergantung dari makanan dan minuman yang kita konsumsi, semakin baik dan bergizi makanan dan minuman yang kita konsumsi semakin baik pula kinerja maupun hasil dari system pencernaan begitu pun sebaliknya jika makanan dan minuman yang konsumsi tidak baik, tidak sehat, ataupun mengandung racun maka akan berdampak buruk bagi system pencernaan. Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai ke anus) adalah system organ dalam  manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energy,menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa dari proses tersebut. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan yang kita makan. (Haryono,2012).
Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh tenaga atau energi. Setiap manusia memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan tersebut akan diolah dan diubah menjadi energi melalui proses pencernaan. Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di ubah menjadi bentuk sederhana atau dibentuk dalam molekul-molekul sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis).
            Sistem pencernaan manusia sangat rentan terhadap penyakit, karena terus dilewati oleh makanan dan minuman yang kita konsumsi. Dan system atau organ pertama yang merasakan dampak baik atau tidaknya makanan atau minuman yang kita konsumsi. Terdapat kurang lebih 20 penyakit bisa menyerang system atau organ pencernaan manusia baik yang sederhana maupun yang sangat kronis dan apabila hal sepele itu tidak ditangani atau diatasi secepat mungkin dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, kita harus menjaga system pencernaan kita agar tetap sehat dan bisa berfungsi secara normal, dengan menjaga kebersihan organ yaitu (mulut, gigi, dan lidah) dan menjaga kesehatan organ pencernaan dalam (lambung, hati, dan usus) dengan cara menerapkan pola hidup sehat. Kita mengetahui bahwa  tidak ada satu individu yang dapat bertahan hidup tanpa adanya organ sistem pencernaan, karena sistem pencernan merupakan hal yang sangat vital di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan memiliki fungsi sebagai menyediakan makanan, air dan lektrolit yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh melalui proses pencernaan.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari system pencernaan ?
2.      Bagaimana proses pencernaan makanan dalam tubuh ?
3.      Apa saja struktur atau organ-organ pencernaan dalam tubuh manusia ?
4.      Apa saja organ kelenjar dalam system pencernaan ?
5.      Bagaimana absorbsi makanan di system pencernaan ?
6.      Bagaimana tanda-tanda status kecukupan gizi ?
7.      Apa saja pesan dasar gizi atau makanan seimbang ?
8.      Bagaimana cara menjaga kesehatan organ system pencernaan ?
9.      Apa kaitannya atau implikasi dalam keperawatan ?

1.3 Tujuan
1.      Menjelaskan tentang pengertian system pencernaan.
2.      Memahami proses pencernaan makanan dalam tubuh.
3.      Mengetahui struktur dan organ-organ pencernaan.
4.      Mengetahui tanda-tanda kecukupan gizi.
5.      Memahami cara menjaga kesehatan system pencernaan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sistem Pencernaan
            Menurut Haryono (2012)“sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai ke anus) adalah system organ dalam  manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energy,menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa dari proses tersebut”(h.1).
            “Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan.  Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. Dan juga meliputi organ yang terletak di luar system pencernaan, yaitu penkreas, hati dan kantung empedu”(Syaiffudin,2010,h.167).
2.2 Struktur Dan Organ Pencernaan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan system pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh. (Syaifuddin,2010). Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: proses mekanis dan proses kimiawi.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut :
1.      Ingesti: pemasukan makanan kedalam tubuh melalui mulut.
2.      Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3.      Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4.      Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan  bantuan   enzim, terdapat di lambung.
5.      Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6.      Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
I. Mulut
            “Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air, dan merupakan jalan masuk untuk system pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu : Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi, bagian rongga mulut dalam, yaitu rongga mulut yang di batasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis”(Syaiffudin,2010,h.168).
Makanan mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut, terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Selaput lendir mulut di tutupi epitelium yang berlapis-lapis. Di luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). (Haryono,2012). Fungsi rongga mulut, mengerjakan pencernaan pertama dengan  jalan mengunyah, untuk berbicara, bila perlu digunakan untuk bernafas.
A. Gigi
            Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. (Syaiffudin,2010).
B. Lidah
            Lidah adalah bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit.
C. Kelenjar Ludah
            Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai ductus yang bernama ductus wartoni dan ductus stensoni. Kelenjar ludah (savila) dihasilkan di dalam rongga mulut.
II. Faring
            Faring merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Menelan (deglutisic), jalan udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan masuk ke belakang dari jalan napas dan di depan dari ruas tulang belakang. (Haryono,2012).
III. Kerongkongan (Esofagus)
            Menurut Haryono (2012)”Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir, yang menghubungkan tekak dengan lambung, yg letaknya dibelakang trakea yg berukuran panjang ± 25 cm dan lebar 2 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung”(h.5).  Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan.
Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah  tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan untuk menuju lambung. (Pearce,2009).
IV. Lambung
            Lambung merupakan organ berbentuk J  yang terletak di bawah rusuk  terakhir sebelah kiri. Yang panjangnya 20 cm, diameternya 15 cm, pH lambung 1 – 3,5 dan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esophagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di depan pancreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri. Bagian lambung terdiri dari Fundus Ventrikuli, Korpus Ventrikuli, Antrum Pilorus, Kurvatura Minor, Kurvatura Mayor, Ligamentum Osteum Kardiak. (Pearce,2009).
Getah lambung dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase. (Syaiffudin,2010). Fungsi dari lambung ,menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan oleh peristaltic lambung dan getah lambung.
V. Usus Halus
            Usus halus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembukuh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutka pecahan-pecahan makanan yang diccerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah enzim yang mencerna protein gula dan lemak dan merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. (Haryono,2012). Usus halus terdiri dari 3 bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejenum), dan usus penyerapan (ileum).
A. Usus Dua Belas Jari (Duodenum), panjangnya ± 25 cm
            “Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum)”(Haryono,2012,h.9). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.
Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar Brunner yang berfungsi memproduksi getah intestinum. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. (Syaiffudin,2010).
B. Usus Kosong (Jejenum)
            Usus kosong atau jejenum merupakan bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. (Haryono,2012).
C. Usus Penyerapan (Illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. (Haryono,2012).
V. Usus Besar (Kolon)
            Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas(Syaiffudin,2010). “Banyak bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penterapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.”(Haryono,2012,h.11).
Tabel 1-1 Ringkasan absorbsi
Sumber Makanan
Hasil akhir cernaan
Organ absorpsi

Protein

Asam amino
Dari epitelium vili masuk ke pembuluh darah dan aliran darah
Lemak
Gliserin dan asam lemak
Dari epitelium vili masuk ke lacteal dan aliran limfe

Hidrat arang
Monosakarida
Glukosa
Leavulosa
Galaktosa
Dari epitelium vili dan dinding pembuluh darah masuk ke aliran darah

VI. Rektum Dan Anus
            Menurut Haryono (2012)”rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus”(h.13).  Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desenden. Jika kolon desenden penuh dan tinja masuk ke dalam rectum, maka timbul keinginan BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus. (Syaiffudin,2010,h,176).


Gambar 1-1 Letak organ sistem pencernaan.
2.3 Kelenjar Pencernaan
I. Hati (Hepar)
            Hati merupakan kelenjar terbesar dan  terpenting dalam tubuh. Berwarna coklat dan beratnya ± 1.5 kg. Letaknya bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah nkanan bawah diafragma. Organ ini memainkan peranan penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penertalan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Secara umum, hati mempunyai fungsi, mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan disuatu tempat dalam tubuh, dikeluarka sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan. (Irianto,2005)
II. Pankreas
            Pankreas adalah organ pada system pencernaan yang memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum. Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu Asni menghasilkan enzim-enzim pencernaan, Pulau pancreas menghasikan horman. Pankreas enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormone ke dalam darah. Enzim yang dilepas kan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah : Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah, Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah. (Irianto,2005).
2.4 Proses Pencernaan Makanan
            Jumlah makanan yang dicerna ditentukan oleh intrinsic lapar dan jenis makanan yang ditentukan selera. Mekanisme ini merupakan system pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menjaga persediaan makanan yang adekuat untuk tubuh. (Syaifuddin 2010:168).
I. Mengunyah. Mengunyah merupakan hal yang sangat penting dalam pencernaan. Pemecahan partikel besar makanan menjadi partikel kecil yang dapat ditelan. Gigi untuk mengunyah, memotong, dan menggiling yang bekerja sama dengan otot rahang.
II. Menelan (Deglusi). Menelan merupakan suatu gelombang peristaltic cepat berasal dari faring yang mendorong bolus makanan ke dalam esofagus bagian atas dalam 2 detik.
III. Makanan Di Lambung. Isi lambung bersifat sangat sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik. Kontraksi tonik dari sfingter esofagus bagian bawah akan membantu mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus. Fungsi motorik lambung meliputi :
1.      Menyimpan sejumlah makanan sampai dapat diproses di duodenum
2.      Mencampur makanan dengan sekresi lambung sampai membentuk satu campuran setengah cair.
3.      Menggosongkan makanan dengan lambat dan lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai dan absorpsi yang tepat.
IV. Pergerakan Usus Halus. Gerakan usus halus menyebabkan pencampuran dan pendorongan. Frekuensi maksimal kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi gelombang lambat dalam dinding usus. Fungsi gelombang peristaltic tidak hanya mendorong kimus sepanjang usus. Proses ini meningkat sewaktu kimus masuk ke duodenum.
V. Gerakan Kolon. Kolon mengabsorpsi air dan elektrolit dari kimus dan penimbunan bahan feses sampai dapat dikelurkan.
A. Gerakan Mencampur. Kontraksi bergerak lambat kea rah anus, karena bergerak lambat maka terjadi pemutaran dan pengadukan dalam usus besar.
B. Gerakan Mendorong. Dorongan oleh kontraksi membutuhkan waktu 8-15 jam menggerakkan kimus dari katup ileosekal sampai ke kolon transversum.
C. Defekasi. Pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rectum sehingga secara normal timbul keinginan untuk defekasi termasuk refleks kontraksi rectum dan refleksi sfingter anus. Refleks defekasi, bila feses masuk rectum maka pereganganan dinding rectum menimbulkan sinyal-sinyal afesen yang menyebar melalui pleksus mesenterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic dalam kolon desendens, sigmoid dan rectum yang mendorong fesses ke anus.


2.4.1 Makanan
            Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk kelangsungan hidup karena di dalamnya mengandung nutrisi yang diolah oleh system pencernaan yang diperlukan untuk pertumbuhan badan, memelihara dan memperbaiki jarungan tubuh yang telah rusak, untuk proses yang terjadi dalam tubuh (metabolisme), untuk berkembang biak, menghasilkan energy untuk dapat melakukan aktifitas. (Sartono 2012:70). Dan makanan yang baik bagi manusia adalah yang memenuhi kandungan nutrisi, persyaratan kesehatan, dan kebersihan.
2.4.2 Keracunan Makanan
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi),
suntikan yang dapat merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi organ atau jaringan tubuh. (Sartono 2012:1). Lebih dari 70% makanan yang beredar dan dijual kebanyakan masih jauh dari memenuhi persyaratan kesehatan, bahkan ada beberapa yang tidak memenuhi persyaratan sama sekali khususnya makanan tradisional. Oleh karena itu, banyak masalah kesehatan di system pencernaan salah satunya yaitu “keracunan makanan”. Kecacunan makanan yang sering terjadi diakibatkan oleh. Produsen makanan kurang atau tidak menyadari dan memahami arti kebersihan dan kesehatan makanan. Hal ini disebabkan, oleh latar belakang pendidikan dan lingkungan yang tidak mendukung atau tidak sehat. Produsen kurang atau tidak mendapat bimbingan atau penyuluhan tentang kesehatan dan kebersihan makanan. Kurangnya peraturan yang tegas dari pemerintah yang berhubungan dengan control kualitas dan control kesehatan setiap jenis makanan yang diproduksi. (Sartono 2012:71).
Bahaya keracunan makanan tergantung pada bentuk, sifat dan jenis makanan, selain jenis mikroorganisme. Keracunan makanan dapat juga disebabkan bahan makanannya sendiri yang beracun, terkontaminasi oleh protozoa, parasite, bakteri yang pathogen dan juga bahan kimia yang bersifat racun. Selain itu, bahan tambahan makanan yang digunakan atau ditambahkan pada waktu mengolah makanan (termasuk bahan pewarna) perlu juga diperhatikan karena potensial dapat membahayakan kesehatan manusia. Keracunan makanan dapat terjadi karena, makanan mengandung toksin, makanan tercemar bakteri patogen, makanan tercemar protozoa dan parasite, tumbuh-tumbuhan dan hewan beracun, keracunan bahan kimia, dan bahan tambahan makanan seperti pengatur keasaman, pemanis, penyedap, pengawet, pengeras, pewarna dan  penguat rasa. (Sartono 2012:72-83). Jadi, pintar-pintarlah dalam memilih makanan yang akan dimakan atau dimasukkan ke dalam tubuh, karena keracunan makanan dapat mengakibatkan kerusakan organ pencernaan sampai kematian.
2.5 Tanda-Tanda Status Kecukupan Nutrisi
Seseorang yang berkecukupan nitrisi pastinya dalam penempilannya akan baik, tidak terlihat suatu kecacatan. Keadaan pikiran selalu positif, aktif dan responsive. Tubuh selalu agresif, tampak sehat selalu karena kecukupan nutrisi yang baik. Keadaan psikologi normal, seseorang yang berkecukupan nutrisi jiwa akan merasa tenang, dan tampak senang. (Nofita,2016).

Tabel 1-2 Tanda-tanda status nutrisi yang baik
Area Tubuh
Tanda nutrisi yang baik
Penampilan umum
Sadar, responsive
Berat badan
Normal untuk tinggi badan, usia, bentuk tubuh
Postur tubuh
Tegap, lengan dan tungkai lurus
Otot
Berkembang baik, keras, tonus baik, sebagian lemak di bawah kulit
Kontrol persarafan
Rentang perhatian yang baik, tidak mudah marah atau gelisah, refleks-refleks normal, stabilitas psikologis baik
Fungsi pencernaan
Nafsu makan dan pencernaan baik,pengeluaran normal teratur, tidak teraba organ atau masa
Fungsi jantung
Irama dan frekuensi jantung normal, tekanan darah normal berdasarkan usia
Vitalitas umum
Daya tahan baik, energik, tidur dengan baik, gerakan mantap
Rambut
Berkilau, keras, tidak mudah rontok, kulit kepala sehat
Kulit
Halus, sedikit lembab, warna baik
Wajah dan leher
Warna kulit sama, halus, kemerahan, tampak sehat, tidak membengkak
Bibir
Halus, warna baik, lembab, tidak pecah-pecah dan tidak membengkak
Selaput oral, Mulut
Membran mukosa/permukaan berwarna kemerahan dalam rongga mulut
Gusi
Warna kemerahan baik, merah, tidak ada pembengkakan atau pendarahan
Lidah
Warna tanmpak kemerahan, tidak memengkak atau halus, papil permukaan ada, tidak terdapat lesi
Gigi
Tidak berlubang, tidak ada sakit, putih mengilat, tidak terdapat guratan, rahang berbentuk baik, bersih
Mata
Bersih, tidak terdapat lecet di sudut kelopak mata, selaput mata lembab dan berwarna pink kemerahan, tidak ada pembuluh darah yang menonjol atau jaringan atau sklera, tidak ada lingkaran keletihan di bawah mata
Tungkai, kaki
Tidak terdapat nyeri tekan, kelemahan, atau bengkak
Kuku
Kuat, kemerahan
Skeleton
Tidak terdapat malformasi

2.6 Kelebihan Nutrisi (Obesitas)
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011). Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka. Angka kejadian obesitas meningkat dengan pesat akibat pola hidup tidak aktif. Energi dari aktivitas fisik sehari-hari yang digunakan berkurang seiring globalisasi dan akibat dari kemajuan teknologi.
Penyebab Obesitas:
1.      Kurang berolah raga. Olah raga akan membantu mengurangi berat tubuh dengan cara membakar kalori.
2.      Kebiasaan makan yang keliru. Misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya karbohidrat dan lemak    
3.      Faktor pola makan abnormal. Ada dua pola makan abnormal penyebab obesitas yaitu : makan dalam jumlah sangat banyak (binge), dan pola makan di malam hari
4.      Faktor genetik. Faktor genetik berpengaruh sebesar 33 % terhadap berat badan seseorang
5.      Faktor Psikis. Makanan menjadi pelarian ketika seseorang mengalami masalah atau risau.
Obesitas dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan prevalensi hipertensi, intoleransi glukosa, dan penyakit jantung koroner aterosklerotik pada pasien-pasien yang obese. (Anggraeni,2012).
2.7 Pesan Dasar Gizi Atau Makanan Seimbang
Makanan yang sehat dan memiliki gizi yang seimbang akan membuat system pencernaan menjadi sehat dan berfungsi secara baik dan normal. Gizi yang baik tidak hanya membuat sehat system pencernaan tetapi dapat membuat tubuh sehat dan bugar. Pesan dasar berikut ini disusun atas rekomendasi dari Kongres Gizi Internasional di Roma pada tahun 1992. (Hartono 2007:170).
1.      Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang.
2.      Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energy. Energi dibutuhkan untuk metabolisme dasar dan untuk aktifitas sehari-hari.
3.      Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy. Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi dengan memperhatikan azas tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah.
4.      Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energy. Konsumsi lemak/minyak jenuh berlebihan tidak baik untuk kesehatan system pencernaan, konsumsi lemak/minyak dianjurkan tidak melebihi 20% dari total kalori.
5.      Biasakan makan pagi. Makan pagi dengan makanan yang beranekaragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan kosentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih meningkat.
6.      Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya. Minumlah air bersih sampai dua liter per hari sehingga metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar, air sangat dibutuhkan sebagai pelarut unsur gizi bagi keperluan metabolisme tersebut.
7.      Lakukan kegiatan fisik dan olahraga yang teratur. Dapat meningkatkan kesegaran tubuh, memperlancar aliran darah.
8.      Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung kuman atau parasite lain, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan makanan yang diolah dengan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak rusak.
9.      Bacalah label pada makanan yang dikemas. Harus berhati-hati dan memperhatikan label tersebut akan terhindar dari makanan yang rusak, tidak bergizi, makanan yang berbahaya, dan halal atau tidaknya makanan tersebut.
2.8 Menjaga Kesehatan Organ atau Sistem Pencernaan
            Kesehatan system pencernaan sangat vital dan penting karena dari system pencernaan kita dapat memperoleh energy untuk kelangsungan hidup kita sebagai manusia yang membutuhkan makanan dan minuman. Kalau system pencernaan kita sehat, kita dapat memperoleh energy dari makanan maupun minuman secara maksimal, begitupun sebaliknya. Berikut cara menjaga kesehatan organ (system pencernaan).
A. Cara Menjaga Kesehatan Mulut Dan Gigi
Menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, karena mulut dan gigi merupakan awal masuknya makanan, jika tidak berbagai masalah kesehatan seputar gigi dan mulut dapat muncul kapan saja dan timbul rasa tidak nyaman saat makan atau minum. Misalnya sakit gigi, masalah gigi berlubang, gusi bengkak dan sebagainya. Untuk masalah mulut yang biasa muncul adalah bau mulut tak sedap, sariawan hingga sakit tenggorokan.
1.      Dua kali sikat gigi. Sisa makanan ada pada gigi akan menjadi sangat berbahaya jika lama tertinggal pada gigi. Sikat gigi pagi dan malam sebelum tidur.
2.      Pembersih mulut. Setelah menyikat gigi anda tidak boleh lupa mengaplikasikan pembersih mulut pada saat setelah sikat gigi. Hal ini juga membantu menghilangkan bakteri di mulut dan gigi dengan cepat dan tepat.
3.      Pembersih lidah. Membersihkan lidah juga dapat membersihkan plak dan sedimen yang menempel, yang juga bisa menyebabkan bau mulut.
4.      Konsumsi buah-buahan. Buah-buahan mengandung serat serta vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan gigi. Kandungan serat dalam buah-buahan bertindak sebagai sikat gigi alami yang membersihkan sisa-sisa makanan sekaligus mengusir bakteri di mulut dan sebagai penyegar mulut.
5.      Perbanyak Konsumsi Kalsium. Agar membantu gigi dan gusi tetap sehat dan kuat, seperti susu, yoghurt, dan keju.
6.      Tidak merokok. Merokok dapat menyebabkan kerusakan pada mulut dan gigi, terutama perokok aktif.
B. Cara Menjaga Kesehatan Lambung
            Menjaga kesehatan lambung juga sangatlah penting. Lambung akan mengaduk makanan yang kita makan, dan menyimpannya dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, jika makanan yang kita makan tidak bagus atau tidak sehat maka organ pertama yang merasakan dampaknya adalah lambung dan dapat mengganggu fungsi lambung dan juga timbul rasa nyeri atau sakit.
1.      Makan Secara Teratur. Kurang lebih 3 kali sehari secukupnya.
2.      Membiasakan Mengunyah Makanan Lebih Lama. Apabila lambung bekerja terlalu berat dalam proses mencerna makanan yang kita konsumsi maka dapat menyebabkan dinding organ tersebut terlalu sering bergesekan. Akibatnya maka bagian dinding lambung bisa terluka. Jadi sangat menganjurkan agar kita lebih lama pada saat mengunyah makanan. Biarkan hingga tekstur makanan yang nantinya diserap tubuh menjadi lebih lembut.
3.      Memperbanyak Konsumsi Makanan Berserat. Serat yang dikandung oleh buah dan sayur baik bagi pencernaan.
4.      Mengurangi Makanan yang Terlalu Pedas, Asam, dan Manis. Dapat beresiko meningkatnya produksi asam lambung. Sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan empedu bekerja lebih keras. Selain itu juga dapat memicu pertumbuhan bakteri jahat yang ada dalam usus.
5.      Perbanyak Asupan Cairan untuk Tubuh. Cukupnya cairan dalam tubuh kita akan sangat membantu dalam proses pencernakan. Air dapat membantu menghilangkan racun-racun berbahaya dalam tubuh.
6.      Hindari Konsumsi Minuman Mengandung Kafein, Alkohol, dan Soda.
7.      Menghindari Makanan Cepat Saji. Makanan cepat saji merupakan salah satu jenis makanan yang sangat berbahaya bagi sistem pencernakan khususnya lambung dan usus. Hal tersebut dikarenakan dalam olahan makanan tersebut mengandung tidak sedikit bahan tambahan seperti pengawet maupun MSG. Dampak bahaya makanan cepat saji bagi kesehatan biasanya muncul dalam waktu yang lama sebagai akumulasi kebiasaan makan yang buruk.
8.      Rutin berolahraga.
9.      Hindari Stress. Kurangi stress dengan beistirahat cukup, berjalan-jalan dan rileks dari pekerjaan yang terlalu berat.

Gambar 1-2 Makanan kaya akan serat dan bergizi yang baik untuk pencernaan
C. Cara Menjaga Kesehatan Usus
            Usus berperan penting bagi system pencernaan, usus menyerap sari-sari atau nutrisi dalam makanan dan membuang sisa pencernaan yang tidak digunakan berupa kotoran (feses).  Usus harus senantiasa dijaga kesehatannya karena setiap hari usus akan dilewati oleh zat makanan yang kita makan. Semakin baik zat makanan yang kita makan semakin baik pula usus akan bekerja dan begitupun sebaliknya.
1.      Makan dengan porsi kecil namun sering. Tindakan mengonsumsi makanan secara langsung dengan jumlah yang besar bisa membuat usus bekerja dengan keras. Akibatnya kinerja usus pun bisa terganggu. Sehingga sebaiknya mengonsumsi makanan dengan porsi kecil dan ulangi jika masih terasa lapar. Serta jangan lupa untuk selalu minum air agar sirkulasi makanan Anda lancar.
2.      Konsumsi makanan segar. Makanan segar yang rendah zat pengawet berperan besar dalam menjaga kesehatan usus.
3.      Minum Banyak Air Putih. Penuhi kebutuhan air putih dengan banyak mengonsumsi air yang tak mengandung cafein. Air putih, jus, sari buah, dan buah-buahan yang kaya kandungan air dapat menjadi alternatif untuk mencukupi kebutuhan air dan menyehatkan usus.
4.      Perbanyak Konsumsi Serat. Serat sangat diperlukan untuk kesehatan pencernaan terutama di usus.
5.      Konsumsi Probiotik. Mengonsumsi probiotil seperti yang terkandung dalam yoghurt bisa melancarkan pencernaan, dan terhindar dari susah BAB.
6.      Kurangi Gula. Gula dapat menaikkan asam dalam usus sehingga memperberat kerja empedu. Selain itu, gula juga dapat menambah jumlah bakteri jahat dalam usus sehingga tidak baik untuk usus.
7.      Rajin Berolahraga
8.      Istirahat cukup. Istirahat cukup dengan waktu tidur 8 jam setiap hari bermanfaat untuk mengatur hormon dalam usus yang berfungsi mengontrol rasa lapar dan kenyang serta meningkatkan sistem kekebalan usus.
2.9 Implikasi Keperawatan
            Implikasi keperawatan yang dapat diberikan perawat pada pasien yang menderita kegemukan (obesitas) adalah :
Tindakan Mandiri
1.      Timbang berat badan secara periodik sesuai individu dan lakukan pengukuran tubuh dengan tepat.
2.      Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan lanjut. Misal: jalan. Sesuai dengan tujuan dan pilihan individu.
3.      Kembangkan rencana penyuluhan ulang tentang nafsu makan dengan pasien.
4.      Tekankan pentingnya menghindari tegangan pada waktu makan dan tidak makan terlalu cepat.
5.      Memotivasi pasien untuk menurunkan berat badannya dan membantu untuk menyusun tujuan.
6.      Diskusikan pembatasan masukan garam dan obat diuretik bila digunakan.
Tindakan Kolaborasi
1.      Konsul dengan ahli gizi untuk menentukan kalori/kebutuhan nutrisi untuk penurunan berat badan individu.
2.      Bila terjadi perubahan nutrisi berikan injeksi vitamin B12, folat dan kalsium sesuai indikasi.
3.      Bila pasien mengalami gangguan interksi sosial karena kondisi tubuhnya pasien dapat menyarankan pasien untuk konsul dengan psikolog untuk mengembalikan kepercayaan dirinya dan agar pasien tau cara berinteraksi sosial yang baik. (Doenges,dkk,2005,h.439-444).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Sistem pencernaan merupakan sistem yang sangat penting bagi manusia karena sistem pencernaan menyerap vitamin, nutrisi, mineral, lemak, protein dan karbohidrat yang sangat di butuhkan oleh tubuh manusia untuk melakukan aktfitas sehari-hari. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektim, dan anus.
Sistem pencernaan manusia sangat rentan terhadap penyakit, karena terus dilewati oleh makanan dan minuman yang kita konsumsi. Oleh karena itu, kita harus menjaga system pencernaan kita agar tetap sehat dan bisa berfungsi secara normal, dengan menjaga kebersihan organ yaitu (mulut, gigi, dan lidah) dan menjaga kesehatan organ pencernaan dalam (lambung, hati, dan usus) dan dengan cara menerapkan pola hidup sehat.
3.2 Saran
Sebaiknya kita memperbayak mengonsumsi makanan yang bergizi agar tubuh kita tidak mengalami kekurangan asupan nutrisi (makanan yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, lemak dan vitamin). Dan sebaiknya kita juga menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan mengontrol konsumsi makanan yang kita makan. Dan juga lakukan akifitas fisik untuk menjaga kebugaran tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,S.(2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Anggraeni,R.(2012). Pengertian Obesitas. Diakses 24 November 2016.Pukul 20:35 dari
Cara Sehat Untuk Hidup.(2015). Cara Menjaga Kesehatan Mulut dan Gigi. Diakses 18 November 2016.Pukul 19:45 dari
Doenges,M.E ,Moorhouse,M.F ,Geissler,A.C.(2001). Rencana asuhan Keperawatan,Edisi 3. Ahli Bahasa:Kariasa,I.M ,Sumarwati,N.M. 2005. Jakarta:EGC.
HaloSehat.(2015). 10 Cara Menjaga Kesehatan Lambung Dan Usus Paling Efektif. Diakses 18 November 2016.Pukul 20:10 dari
Hartono,A.( 2007). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit.Jakarta:EGC.
Haryono,R.(2012). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:Gosyen Publishing.
Irianto,D.(2005). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung:Penerbit Yrama Widya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2015). Keputusan Presiden No. 17 Tahun 2015 Pasal 4 tentang Ketahanan Pangan Dan Gizi. Jakarta:Kementerian Kesehatan RI.
Kesehatan Tubuh.(2015). 16 Cara Efektif Menjaga Kesehatan Organ Pencernaan. Diakses 17 November.Pukul 19:50 dari
Nofita,P.(14 Februari,2016). Tanda-Tanda Kecukupan Nutrisi. Majalah Kesehatan ,2(1),11-13.
Pearce,E.C.(2009). Anatomi Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Pujiono,J.S.(2016). 6 Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan. Diakses 17 November 2016.Pukul 21:15 dari
Sartono,H.(2012). Racun Dan Keracunan Makanan. Jakarta:Widya Medika.
Sugianto,T.M.(2011). Asupan Gizi dan Status Gizi. Jurnal Kebidanaan dan Keperawatan, 7 (2),56-64.
Syaifuddin,H.(2010).Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan,Edisi 3.Jakarta:EGC.

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER

MAKALAH PEMBERIAN INJEKSI INSULIN LENGKAP

PEMBERIAN INJEKSI INSULIN SEMESTER 4 Oleh : Bayu Desicha Fahmi                         (201602008) Riska Oktavia Cahyani  ...