Thursday 10 May 2018

MAKALAH PEMBERIAN INJEKSI INSULIN LENGKAP

PEMBERIAN INJEKSI INSULIN


SEMESTER 4


Oleh :
Bayu Desicha Fahmi                         (201602008)
Riska Oktavia Cahyani                    (201602043)
Steven Yhoga Pratama                     (201602048)
Theresia Catherina Humau             (201602049)





PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2018

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul “Pemberian Injeksi Insulin”. Dan harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, untuk ke depannya. Kerena kererbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran kepada pembaca untuk membangun kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, April 2018

Tim Penyusun




Daftar Isi

Kata pengantar................................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
2.2 Definisi Insulin.........................................................................................................
2.3 Indikasi Terapi Dengan Insulin.................................................................................
2.4 Fungsi Insulin...........................................................................................................
2.5 Jenis - Jenis Insulin...................................................................................................
2.6 Mekanisme Kerja Insulin..........................................................................................
2.6.1 Efek Samping Terapi Insulin.................................................................................
2.6.2 Cara Pemberian Insulin..........................................................................................
2.6.3 Cara Injeksi Insulin................................................................................................
2.6.4 Tempat Injeksi.......................................................................................................
2.6.5 Cara Penggunaan Insulin.......................................................................................
2.6.6 Cara Penyimpanan.................................................................................................
2.7 Sumber Insulin..........................................................................................................
2.8 Prosedur Injeksi Insulin............................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Insulin merupakan hormon yang terdiri rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas.  Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam sirkulasi darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah.  Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas. Insulin dilepaskan dari sel B pankreas pada tingkat basa yang rendah dan pada tingkat rangsangan yang lebih tinggi sebagai respon terhadap berbagai rangsangan, terutama glukosa.
Insulin bekerja pada karbohidrat, lemak serta protein , dan kerja insulin ini pada dasarnya bertujuan untuk mengubah arah lintasan metabolik sehingga gula, lemak, dan asam amino dapat disimpan serta tidak terbakar habis.
Sebagai akibatnya sel sel tubuh mengalami penimbunan lemak  dan terjadi peningkatan kadar glukosa,  kolestrol serta lemak. Sebagian nutrien pada akhirnya akan hilang dalam urine.
Pemberian injeksi insulin adalah suatu kegiatan memasukkan obat insulin ke dalam jaringan tubuh melalui suntikkan subcutan atau intravena, yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah Pemberian injeksi insulin ada dua macam dapat dilakukan dengan injeksi dan oral.injeksi sendiri dapat dengan suntik biasa ataupun insulin pen.





1.2 Rumusan Masalah
1.2.1        Apa Definisi Insulin ?
1.2.2        Apa Indikasi Terapi Dengan Insulin dan Fungsi Insulin ?
1.2.3        Apa Jenis - Jenis Insulin ?
1.2.4        Bagaimanan Mekanisme Kerja Insulin ?
1.2.5        Apa Efek Samping Terapi Insulin ?
1.2.6        Bagaimana Cara Pemberian Insulin dan Cara injeksi Insulin ?
1.2.7        Bagaimana Cara Penggunaan Insulin ?
1.2.8        Bagaimana Prosedur Injeksi Insulin ?
1.3 Tujuan
1.3.1        Mengetahui Definisi Insulin
1.3.2        Mengetahui Indikasi Terapi Dengan Insulin dan Fungsi Insulin
1.3.3        Mengetahui Jenis - Jenis Insulin
1.3.4        Memahami Mekanisme Kerja Insulin
1.3.5        Mengetahui Efek Samping Terapi Insulin
1.3.6        Memahami Cara Pemberian Insulin dan Cara injeksi Insulin
1.3.7        Memahami Cara Penggunaan Insulin
1.3.8        Memahami Prosedur Injeksi Insulin









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Definisi Insulin
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjar pankreas. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel dan kemudian meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan hati.
Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurangpekaan reseptor-reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes mellitus. Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang merupakan karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar. Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta yang berada di pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah makan. Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh yang menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar, untuk konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau untuk penyimpanan. Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot.
2.3 Indikasi Terapi Dengan Insulin
a.       Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
b.      Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
c.       Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke.
d.      DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulinbila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
e.       Ketoasidosis diabetik.
f.        Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
g.       Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhaninsulin.
h.       Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
i.         Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
2.3.1 Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Insulin Kerja Singkat
Yang termasuk di sini adalah insulin regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.
2. Insulin Kerja Menengah
Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine Hegedorn ( NPH ). Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam.
3. Insulin Kerja Panjang
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard


4. Insulin Infasik (Campuran)
Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah. Preparatnya: Mixtard 30 / 40.
Pemberian insulin secara sliding scale dimaksudkan agar pemberiannya lebih efisien dan tepat karena didasarkan pada kadar gula darah pasien pada waktu itu. Gula darah diperiksa setiap 6 jam sekali.
Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah, yaitu :
a.       Gula darah < 60 mg % = 0 unit
b.      Gula darah < 200 mg % = 5 – 8 unit
c.       Gula darah 200 – 250 mg% = 10 – 12 unit
d.      Gula darah 250 - 300 mg% = 15 – 16 unit
e.       Gula darah 300 – 350 mg% = 20 unit
f.        Gula darah > 350 mg% = 20 – 24 unit
2.4 Fungsi Insulin
Insulin berperan dalam penggunaan glukosa oleh sel tubuh untuk pembentukan energi. Apabila tidak ada insulin maka sel tidak dapat menggunakan glukosa sehingga proses metabolisme menjadi terganggu.
Proses yang terjadi yaitu karbohidrat dimetabolisme oleh tubuh untuk menghasilkan glukosa, glukosa tersebut selanjutnya diabsorbsi di saluran pencernaan menuju ke aliran darah untuk dioksidasi di otot skelet sehingga menghasilkan energi.
Glukosa juga disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen kemudian diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan trigliserida. Insulin memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan pengikatan glukosa oleh jaringan, meningkatkan level glikogen dalam hati, mengurangi pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan sintesis asam lemak, menurunkan pemecahan asam lemak menjadi badan keton, dan membantu penggabungan asam amino menjadi protein.
Insulin diproduksi oleh sel beta di dalam pankreas dan digunakan untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Sekresi insulin terdiri dari 2 komponen. Komponen pertama yaitu: sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu makan, waktu malam hari dan keadaan puasa. Komponen kedua yaitu: sekresi insulin prandial yang menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin prandial berkaitan erat dengan kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.
1.      Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan
2.      Mengimbangkan paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing manis.
3.      Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati
4.      Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak didalam hati.
2.5 Jenis - Jenis Insulin
1.      Insulin Basal, junlah insulin eksogen per unit waktu yang diperlukan untuk mencegah hiperglikemia puasa akibat glukomiogenesis serta mencegah ketoasidosis yang tidak terdeteksi.
2.      Insulin Prandial, jumlah insulin yang diperlukan untuk mengkonversi Bahan makanan dalam bentuk energy cadangan sehingga tidak terjadi hiperglikemia posprandial.
2.6 Mekanisme Kerja Insulin
Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya. Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat puasa atau sebelum makan) dan insulin prandial (setelah makan).
1.      Sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu makan, waktu malam hari dan keadaan puasa.
2.      Sekresi insulin prandial menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin prandial berkaitan erat dengan kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.
Pada pasien diabetes mellitus tidak memiliki kemampuan untuk mengambil dan menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah meningkat.
Pada diabetes tipe I, pancreas tidak dapat memproduksi insulin. Sehingga pemberian insulin eksogen diperlukan.  Pada diabetes tipe 2, pasien memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak meerespon insulin dengan normal. Namun demikian, insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2 untuk mengatasi resistensi sel terhadap insulin.
2.6.1 Efek Samping Terapi Insulin
1.      Efek samping utama terapi insulin adalah terjadinya hipoglikemia.
2.      Efek samping yang lain berupa reaksi imunologi terhadap insulin yang dapat menimbulkan alergi insulin atau resistensi insulin
Efek samping terapi insulin sendiri mempengaruhi setiap orang berbeda, insulin kadang-kadang dapat menyebabkan efek samping. Efek samping akan tergantung pada tubuh dan jenis insulin.
2.6.2 Cara Pemberian Insulin
a. Insulin Kerja Singkat :
1.      IV, IM, SC
2.      Infus ( AA / Glukosa / Elektrolit )
b. Insulin Kerja Menengah / Panjang :
1.      Tersedia insulin campuran (premixed) kerja cepat dan kerja menengah.
2.6.3 Cara Injeksi Insulin
Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan / SC ). Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau drip.Insulin dapat diberikan tunggal (satu macam insulin kerja cepat, kerja menengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat diberikan kombinasi insulinkerja cepat dan kerja menengah, sesuai dengan respons individu terhadap insulin, yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.
Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat.
2.6.4 Tempat Injeksi
Kecepatan absorpsi dan puncak kerja insulin berbeda-beda bergantung pada tempatnya. Tiap bagian tubuh yang ditutupi kulit  yang longgar dapat dipakai sebagai tempat injeksi insulin termasuk   abdomen, paha, lengan atas, pinggang dan kuadran atas luar dari  bokong. Secara umum insulin akan lebih cepat diabsorpsi  dari bagian atas tubuh  seperti bagian deltoid dan abdomen dibanding dari paha dan bokong.

Gambar 1.1 Bagian Tubuh Injeksi Insulin
2.6.5 Cara Penggunaan Insulin
1. Pen Insulin
Pen insulin merupakan kombinasi jarum suntik dan isi insulin pada satu unit, membuat insulin ini mudah diberikan pada banyak suntikan. Sebagian orang membawa dua atau lebih pen jika mereka menggunakan insulin lebih dari sekali pada waktu yang berbeda dalam sehari. Jika pasien membutuhkan untuk menggunakan dua insulin yang berbeda pada waktu bersamaan, pasien akan membutuhkan dua alat pen dan menyuntikannya sendiri. Salah satu keuntungannya yaitu mudah dibawa.
2. Jet Injeksi
Jet injeksi tidak mempunyai jarum suntik sama sekali. Alat ini melepaskan insulin dengan cara arus kecil, kemudian menembus ke dalam kulit karena tekanan.
3. Jarum Suntik
Jarum suntik sekarang lebih kecil dari yang dahulu, sehingga mengurangi sakit pada waktu penyuntikan sangatlah mungkin. Jika pasien membutuhkan dua tipe insulin untuk digunakan pada waktu yang sama, pasien dapat mencampur insulin dan menyuntikannya sekali, atau dengan insulin campuran.
4. Pompa Insulin
Pompa insulin yang paling aman, jalan yang efektif untuk mengantar insulin pada terapi. Alat ini menggunakan pipa kecil, yang disematkan dibawah kulit, dan sebuah pompa, yang sebesar pager, dan berada di luar tubuh.
Pompa tersebut sebagai penyuplai dan dapat diprogram untuk mengantarkan sejumlah kecil insulin pada waktu yang ditentukan.
2.6.6 Cara Penyimpanan
Simpan insulin yang belum dibuka pada lemari pendingin dengantemperatur 2ºC sampai 10ºC (35ºF sampai 50ºF). Sekali dibuka, insulin mempunyai waktu pakai 28 hari.
2.7 Sumber insulin
Preparat insulin didapat dari hewan (pancreas babi) atau disintesis di laboratorium baik dari pengubahan insulin babi msupun teknologi DNA rekombian, menggunakan srain E. coli untuk membentuk insulin manusia biosintesis. Analog insulin telah dikembangkan dengan memodifikasi rangkaian asam amino molekul insulin. Meski tipe yang diresepkan berbeda-beda sesuai dengan masing-masing individu, praktik standarnya adalah meresepkan insulin manusia.

2.7.1 Preparat insulin
            Insulin lispro (Humalog) adalah analog insulin manusia yang berasal dari E. coli yang diubah secara generik yang mencangkup gen untuk insulin lispro. Jenis ini digolongkan sebagai insulin kerja-cepat atau kerja-ultra-singkat. Dibandingkan dengan insulin regular, lispro memiliki awitan yang lebih cepat (<15 menit), puncak kerja penurunan glukosa yang lebih cepat (30-60 menit) dan durasi aktivitas yang lebih pendek (3-4 jam). Ini berarti bahwa lispro harus diberikan dalam 15 menit sebelum makan (bukan 30-60 menit sebelum makan seperti anjuran untuk insulin regular). Pasien DM tipe 1 biasanya juga membutuhkan pemakaian produk insulin kerja-lama yang bersamaan. Lispro lebih sedikit menyebabkan perubahan jaringan dibanding insulin regular dan dapat mengurangi risiko hipoglikemia nocturnal pada penyandang DM tipe 1.
   Insulin regular adalah insulin Kristal tidak dimodifikasi, digolongkan sebagai insulin kerja-singkat. Insulin regular bentuknya bening dan satu-satunya preparat insulin yang dapat diberikan melalui rute IV; tipe lain berupa suspensi dan berbahaya jika diberikan melalui rute IV. Insulin regular juga digunakan untuk mengobati DKA, untuk memulai terapi pada pasien DM tipe 1 yang baru didiagnosis, dan dicampur dengan insulin kerja-sedang untuk memberikan kontrol glukosa yang lebih baik.
   Awitan, puncak, dan durasi kerja insulin dapat diubah dengan menambahkan dasar asetat dan protamin. Zink dan protamin dapat ditambahkan ke insulin NPH untuk memperpanjang kerjanya dan digolongkan sebagai insulin kerja-sedang atau kerja-lama. Preparat ini tampak keruh jika dicampur dengan baik sebelum  disuntikan. Protamin dan zink adalah zat asing dan dapat menyebabkan reaksi hipersensivitas. Insulin detemir, insulin kerja-lama terbaru (17-24 jam), adalah insulin bening dan tidak boleh dicampur dengan insulin lain dan tidak dapat digunakan dalam pompa insulin. Dosis dapat diberikan satu atau dua kali sehari. Insulin glargine (Lantus) adalah analog insulin DNA manusia kerja-panjang 24 jam yang diberikan secara subkutan satu atau dua kali sehari, biasanya pada waktu sebelum tidur, untuk mengobati pasien baik DM tipe 1 maupun tipe 2. Memiliki efek yang relatif konstan (yang berarti tidak memiliki waktu efek puncak). Tidak direkomendasikan untuk digunakan pada kehamilan. Glargine tidak boleh dicampur dengan insulin lain; PH-nya tidak cocok (McPhee & Papadakis, 2009). Glarine tidak dapat digunakan.


Preparat Insulin
Preparat
Nama
Awaitan (jam)
Puncak (jam)
Durasi (jam)
Kerja cepat
Lispro
Aspart (Novolog)
Glulisine (Apidra)
0,25
0,25

0,25

1-1,5
40-50 menit

1-1,5
3-4
3-5

3-5
Kerja singkat
Regular (Novolin-R, Humulin-R)
0,5-1,0


2-3
4-6
Kerja sedang
NPH (Humulin) (N) NPH
Determir (Levemir)
2


(awitan dan puncak kerja tidak terbatas)
6-8




12-16


17-24
Kerja lama
Glargine (Lantus)
(awitan dan puncak kerja tidak terbatas)

24
Kombinasi
Humulin 50/50
Humulin 70/30
Novolin 70/30
0,5
0,5
0,5
3
4-8
4-8
22-24
24
24

2.7.2.Konsentrasi Insulin
Insulin dikemas dalam bentuk 100 U/ml (U-100) dan 500 U/ml (U-500) di Amerika Serikat. U-100 adalah konsentrasi insulin standard yang digunakan; terdapat 100 unit insuin dalam 1 ml. insulin U-500 hanya digunakan pada kasus retensi insulin yang langkah ketika pasien membutuhkan dosis sangat besar. U-500 dan analog insulin lispro adalah satu-satunya insulin yang membutuhkan resep.

2.7.3 Infus Insulin Subkutan Kontinu
Insulin regular atau kerja-cepat digunakan pada lat infuse insulin subkutan kontinu (continuos subcutaneous insulin infusion, CSII), sering kali disebut pompa insulin (mis., pompa MiniMed dan Disetronic). Alat CSII memiliki pompa kecil yang menahan spuit insulin, tersambung dengan jarum subkutan lewat slang. Ukuran pompa sebesar ukuran penyeranta dan dapat dipasang di ikat pinggang atau dimasukkan ke dalam kantong baju. Jarum dimasukkan ke kulit, biasanya pada abdomen dan diganti setiap 3 hari. Alat ini mengirimkan jumlah konstan insulin yang diprogram selama periode 24 jam
2.7.4 Koreksi Dosis Insulin
Memilihara glukosa darah normal sebelum dan selama perawatan di rumah sakit mengurangi risiko infeksi pasca-operasi dan memperpendek lama rawat inap. Penyembuhan terganggu ketika haemoglobin terglikosilasi mengalami peningkatan afinitas terhadap oksigen, menyebabkan jaringan berisiko mengalami iskemia dan mengurangi efektivitas sel-sel darah putih (meningkatkan risiko infeksi).
Terapi pasien tipe 1 dan tipe 2 yang dirawat di rumah sakit membutuhkan regimen medikasi yang responsif terhadap perubahan glikemik sekunder akibat kondisi saat masuk dan terapinya, termasuk pembedahan (Braithwaite et al., 2007). Penyandang DM tipe 2 mungkin tidak dapat mengkonsumsi medikasi oral selama perawatan di rumah sakit karena risiko hipoglikemia akibat tidak makan dan respons lambat terhadap medikasi ini untuk mengoreksi hiperglikemia. Penelitian mendapatkan angka mortalitas menurun secara signifikan dan cedera ginjal dapatan menurun secara signifikan ketika glukosa darah normal (80-110 mg/dl) dipertahankan melalui terapi insulin intensif (insulin regular intravena) pada pasien ICU bedah; pada pasien beda yang sakit kritis, glukosa darah harus dipertahankan mendekati 110 mg/dl dan tidak melebihi 150 mg/dl (ADA, 2009). Direkomendasikan bahwa pasien yang sakit kritis mempertahankan kadar glukosa darah sama dengan atau < 140 mg/dl (ADA, 2009).
Ketika pasien yang dirawat dirumah sakit yang makan atau memiliki sumber asupan oral mengalami periode hiperglikemia di luar ICU, disarankan untuk memberikan terapi koreksi prandial basal subkutan (Umpierrez et al., 2007). Dosis basal adalah insulin subkutan satu atau dua kali sehari, seperti insulin glargine (satu kali sehari) atau NPH (dua kali sehari). Dosis prandial atau waktu makan adalah sebagian dari ½ dosis harian total insulin. Dosis koreksi dikombinasikan dengan dosis prandial, berdasarkan asupan karbohidrat.
2.8 Prosedur Injeksi Insulin
A. Injeksi Insulin (Spuit)
Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan.
1.      Vial insulin yang tidak digunakan sebaiknya disimpan dilemari es.
2.      Periksa vial insulin tiap kali akan digunakan (misalnya : adanya perubahan warna).
3.      Pastikan jenis insulin yang akan digunakan dengan benar.
4.      Insulin dengan kerja cepat (rapid-acting insulin) harus diberikan dalam 15 menit sebelum makan. Interval waktu yang direkomendasikan antara waktu pemberian injeksi dengan waktu makan adalah 30 menit.
5.      Sebelum memberikan terapi insulin, periksa kembali hasil laboratorium (kadar gula darah).
6.      Amati tanda dan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.
Persiapan Alat
1.      Spuit Insulin
2.      Vial Insulin
3.      Kapas Alkohol (Alcohol Swab)
4.      Handscoon Bersih
5.      Bengkok
6.      Daftar / Formulir Obat Klien
Orientasi
Mengucapkan salam dan Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian injeksi insulin
Pelaksanaan
1.      Cuci tangan dan memakai handscoon streil
2.      Mengambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat klien)
3.      Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan inflamasi dan edema
4.      Mendesinfeksi area penyuntikkan dengan kapas alkohol dimulai dari bagian tengah
5.      Mencubit kulit tempat area penyuntikkan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan
6.      Menyuntikkan insulin secara subkutan dengan tangan yang dominan secara lembut dan perlahan
7.      Mencabut jatum dengan cepat, tidak boleh dipijat, hanya dilakukkan penekanan pada area penyuntikkan dengan menggunakan kapas alkohol
8.      Membereskan alat – alat, membuang spuit ke dalam keadaan jarum yang sudah tertutup
9.      Lepas handscoon dan cuci tangan
10.  Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30 menit setelah injeksi insulin dilakukan
11.  Menginspeksi tempat penyuntikkan dan mengamati apakah terjadi pembengkkan atau hematoma
12.  Dokumenstasi
a.       Mencatat respon klien setelah pemberian injeksi insulin
b.      Mencatat kondisi tempat tusukan injeksi insulin
c.       Mencatat tanggal dan waktu pemberian injeksi insulin


Gambar 1.2 Injeksi Insulin di Perut / Abdomen
B. Injeksi Insulin (Pen)
Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan.
1.      Insulin Pen yang tidak sedang digunakan harus disimpan dalam suhu 2 – 8 °C dalam lemari pendingin (tidak boleh didalam freezer).
2.      Insulin Pen yang sedang digunakan sebaiknya tidak disimpan dalam lemari pendingin. Insulin Pen dapat digunakan/dibawa oleh perawat dalam kondisi suhu ruangan (sampai dengan suhu 25 °C) selama 4 minggu.
3.      Jauh dari jangkauan anak-anak, tidak boleh terpapar dengan api, sinar matahari langsung, dan tidak boleh dibekukan.
4.      Jangan menggunakan Insulin Pen jika cairan didalamnya tidak berwarna jernih lagi.
Persiapan Alat.
1.      Spuit Insulin / Insulin Pen
2.      Vial Insulin.
3.      Kapas Alkohol / Alcohol Swab.
4.      Handscoen Bersih.
5.      Daftar / Formulir Obat Klien.
Pra Interaksi
1.      Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu kerja, dan masa efek puncak insulin, serta efek samping yang mungkin timbul.
2.      Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi terhadap human insulin.
3.      Mengkaji riwayat medic dan riwayat alergi.
4.      Mengkaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada pengerasan atau penurunan jumlah jaringan.
5.      Mengkaji tingkat pengetahuan klien prosedur dan tujuan pemberian terapi insulin.
6.      Mengkaji obat-obat yang digunakan waktu makan dan makanan yang telah dimakan klien.
Orientasi
Mengucapkan salam dan Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian injeksi insulin
Pelaksanaan.
1.      Mencuci tangan.
2.      Memakai handscoen bersih
3.      Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan kebutuhan.
4.      Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
5.      Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan indikator dosis.
6.      Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin pen (bagian cap) sesuai dosis yang telah ditentukan sehingga indicator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang akan diberikan kepada klien.
7.      Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
8.      Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
9.      Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
10.  Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
11.  Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan secara lembut dan perlahan. Ibu jari menekan bagian atas Insulin Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan tinggi Insulin Pen sudah kembali seperti semula (tanda obat telah diberikan sesuai dengan dosis).
12.  Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit klien sebelum dicabut supaya tidak ada sisa obat yang terbuang.
13.  Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
14.  Membereskan alat-alat & cuci tangan
15.  Dokumenstasi
a.       Mencatat respon klien setelah pemberian injeksi insulin
b.      Mencatat kondisi tempat tusukan injeksi insulin
c.       Mencatat tanggal dan waktu pemberian injeksi insulin










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Insulin merupakan hormon yang terdiri rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas.  Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam sirkulasi darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah.  Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas. Insulin dilepaskan dari sel B pankreas pada tingkat basa yang rendah dan pada tingkat rangsangan yang lebih tinggi sebagai respon terhadap berbagai rangsangan, terutama glukosa.
Pemberian injeksi insulin adalah suatu kegiatan memasukkan obat insulin ke dalam jaringan tubuh melalui suntikkan subcutan atau intravena, yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah Pemberian injeksi insulin ada dua macam dapat dilakukan dengan injeksi dan oral.injeksi sendiri dapat dengan suntik biasa ataupun insulin pen.
3.2 Saran
Sebagai perawat atau tim kesehatan dalam melakukan tindakan medis atau asuhan keperawatan harus mengutamakan standar operasional prosedur yang agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan yang dapat merugikan institusi kesehatan maupun pasien. Dan sebagai perawat atau tim kesehatan harus melakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit yang berkaitan dengan terapi insulin, seperti DM agar masyarakat paham dan dapat meningkatkan kesehatannya.




Daftar Pustaka

Corwin,E. 2009. Buku Saku Patofisiologi. E/3. Jakarta : ECG
Kowalak,J ,Welsh,W ,Mayer,B. 2003. Buku Ajar Patofisiologi. Alih Bahasa : Hartono,A. 2014. Jakarta : ECG
Zaydan,M. 2015. SOP Memberikan Terapi Injeksi Insulin. Diakses tanggal 9 April 2018. Pk 20:30 dari http://nersrisal.blogspot.co.id/2015/07/sop-memberikan-terapi-injeksi-insulin.html

No comments:

Post a Comment

TERPOPULER

MAKALAH PEMBERIAN INJEKSI INSULIN LENGKAP

PEMBERIAN INJEKSI INSULIN SEMESTER 4 Oleh : Bayu Desicha Fahmi                         (201602008) Riska Oktavia Cahyani  ...