PEMBERIAN INJEKSI INSULIN
SEMESTER 4
Oleh :
Bayu Desicha Fahmi (201602008)
Riska Oktavia Cahyani (201602043)
Steven Yhoga Pratama (201602048)
Theresia Catherina Humau (201602049)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul “Pemberian Injeksi
Insulin”. Dan harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca, untuk ke depannya. Kerena kererbatasan pengetahuan
dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran kepada pembaca untuk membangun kesempurnaan
makalah ini.
Surabaya, April 2018
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar................................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
2.2 Definisi Insulin.........................................................................................................
2.3 Indikasi Terapi Dengan Insulin.................................................................................
2.4 Fungsi Insulin...........................................................................................................
2.5 Jenis - Jenis Insulin...................................................................................................
2.6 Mekanisme Kerja Insulin..........................................................................................
2.6.1 Efek Samping Terapi Insulin.................................................................................
2.6.2 Cara Pemberian Insulin..........................................................................................
2.6.3 Cara Injeksi Insulin................................................................................................
2.6.4 Tempat Injeksi.......................................................................................................
2.6.5 Cara Penggunaan Insulin.......................................................................................
2.6.6 Cara Penyimpanan.................................................................................................
2.7 Sumber Insulin..........................................................................................................
2.8 Prosedur Injeksi Insulin............................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Insulin merupakan hormon yang terdiri
rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan
pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam sirkulasi
darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah
yang baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel
alfa kelenjar pankreas. Insulin dilepaskan dari sel B pankreas pada tingkat
basa yang rendah dan pada tingkat rangsangan yang lebih tinggi sebagai respon
terhadap berbagai rangsangan, terutama glukosa.
Insulin bekerja pada karbohidrat, lemak
serta protein , dan kerja insulin ini pada dasarnya bertujuan untuk mengubah
arah lintasan metabolik sehingga gula, lemak, dan asam amino dapat disimpan
serta tidak terbakar habis.
Sebagai akibatnya sel sel tubuh
mengalami penimbunan lemak dan terjadi
peningkatan kadar glukosa, kolestrol
serta lemak. Sebagian nutrien pada akhirnya akan hilang dalam urine.
Pemberian injeksi insulin adalah suatu
kegiatan memasukkan obat insulin ke dalam jaringan tubuh melalui suntikkan
subcutan atau intravena, yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah
Pemberian injeksi insulin ada dua macam dapat dilakukan dengan injeksi dan
oral.injeksi sendiri dapat dengan suntik biasa ataupun insulin pen.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa Definisi
Insulin ?
1.2.2
Apa Indikasi
Terapi Dengan Insulin dan Fungsi Insulin ?
1.2.3
Apa Jenis -
Jenis Insulin ?
1.2.4
Bagaimanan
Mekanisme Kerja Insulin ?
1.2.5
Apa Efek Samping
Terapi Insulin ?
1.2.6
Bagaimana Cara
Pemberian Insulin dan Cara injeksi Insulin ?
1.2.7
Bagaimana Cara
Penggunaan Insulin ?
1.2.8
Bagaimana
Prosedur Injeksi Insulin ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mengetahui
Definisi Insulin
1.3.2
Mengetahui
Indikasi Terapi Dengan Insulin dan Fungsi Insulin
1.3.3
Mengetahui Jenis
- Jenis Insulin
1.3.4
Memahami
Mekanisme Kerja Insulin
1.3.5
Mengetahui Efek
Samping Terapi Insulin
1.3.6
Memahami Cara
Pemberian Insulin dan Cara injeksi Insulin
1.3.7
Memahami Cara
Penggunaan Insulin
1.3.8
Memahami
Prosedur Injeksi Insulin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Definisi
Insulin
Insulin adalah suatu hormon yang
diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans kelenjar pankreas. Insulin
menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel dan kemudian meningkatkan sintesa
protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak
sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk
digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen di dalam sel
otot dan hati.
Insulin adalah hormon utama yang
mengendalikan glukosa dari darah ke dalam sebagian besar sel (terutama sel otot
dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem saraf pusat). Oleh karena itu,
kekurangan insulin atau kekurangpekaan reseptor-reseptor memainkan peran sentral
dalam segala bentuk diabetes mellitus. Sebagian besar karbohidrat dalam makanan
akan diubah dalam waktu beberapa jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang
merupakan karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh
sebagai bahan bakar. Insulin dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta yang
berada di pankreas, sebagai respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya
setelah makan. Insulin digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh
yang menyerap glukosa dari darah untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar,
untuk konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau untuk penyimpanan. Insulin
juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke glycogen
untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot.
2.3 Indikasi Terapi
Dengan Insulin
a.
Semua penyandang
DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta
tidak ada atau hampir tidak ada.
b.
Penyandang DM
tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
c.
Keadaan stress
berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut
atau stroke.
d.
DM gestasional
dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulinbila diet saja tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
e.
Ketoasidosis
diabetik.
f.
Hiperglikemik
hiperosmolar non ketotik.
g.
Penyandang DM
yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori,
untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap akan memerlukan
insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal
selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan
kebutuhaninsulin.
h.
Gangguan fungsi
ginjal atau hati yang berat
i.
Kontra indikasi
atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
2.3.1
Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Insulin Kerja Singkat
Yang termasuk di sini adalah insulin
regular (Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI,
yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain : Actrapid,
Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini diberikan 30 menit sebelum makan,
mencapai puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat bertahan samapai 8 jam.
2. Insulin Kerja Menengah
Yang dipakai saat ini adalah Netral
Protamine Hegedorn ( NPH ). Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam.
Puncaknya tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24
jam.
3. Insulin Kerja Panjang
Merupakan campuran dari insulin dan
protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang
dirasakan cukup yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat: Protamine Zinc Insulin (
PZI ), Ultratard
4. Insulin Infasik (Campuran)
Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan
menengah. Preparatnya: Mixtard 30 / 40.
Pemberian insulin secara sliding scale
dimaksudkan agar pemberiannya lebih efisien dan tepat karena didasarkan pada
kadar gula darah pasien pada waktu itu. Gula darah diperiksa setiap 6 jam
sekali.
Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula
darah, yaitu :
a.
Gula darah <
60 mg % = 0 unit
b.
Gula darah <
200 mg % = 5 – 8 unit
c.
Gula darah 200 –
250 mg% = 10 – 12 unit
d.
Gula darah 250 -
300 mg% = 15 – 16 unit
e.
Gula darah 300 –
350 mg% = 20 unit
f.
Gula darah >
350 mg% = 20 – 24 unit
2.4 Fungsi
Insulin
Insulin berperan dalam penggunaan
glukosa oleh sel tubuh untuk pembentukan energi. Apabila tidak ada insulin maka
sel tidak dapat menggunakan glukosa sehingga proses metabolisme menjadi
terganggu.
Proses yang terjadi yaitu karbohidrat
dimetabolisme oleh tubuh untuk menghasilkan glukosa, glukosa tersebut
selanjutnya diabsorbsi di saluran pencernaan menuju ke aliran darah untuk
dioksidasi di otot skelet sehingga menghasilkan energi.
Glukosa juga disimpan dalam hati dalam
bentuk glikogen kemudian diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan
trigliserida. Insulin memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan
pengikatan glukosa oleh jaringan, meningkatkan level glikogen dalam hati,
mengurangi pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan sintesis
asam lemak, menurunkan pemecahan asam lemak menjadi badan keton, dan membantu
penggabungan asam amino menjadi protein.
Insulin diproduksi oleh sel beta di
dalam pankreas dan digunakan untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah.
Sekresi insulin terdiri dari 2 komponen. Komponen pertama yaitu: sekresi
insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu makan, waktu
malam hari dan keadaan puasa. Komponen kedua yaitu: sekresi insulin prandial
yang menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari kadar insulin basal
dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan mencapai
puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat mengikuti penurunan
kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin prandial berkaitan erat dengan
kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.
1.
Membantu
pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan
2.
Mengimbangkan
paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing manis.
3.
Membantu sel
menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati
4.
Membantu proses
penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak didalam hati.
2.5 Jenis -
Jenis Insulin
1.
Insulin Basal,
junlah insulin eksogen per unit waktu yang diperlukan untuk mencegah
hiperglikemia puasa akibat glukomiogenesis serta mencegah ketoasidosis yang
tidak terdeteksi.
2.
Insulin Prandial,
jumlah insulin yang diperlukan untuk mengkonversi Bahan makanan dalam bentuk
energy cadangan sehingga tidak terjadi hiperglikemia posprandial.
2.6 Mekanisme
Kerja Insulin
Efek kerja insulin yang sudah sangat
dikenal adalah membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan
insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam
sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh
kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana
seharusnya. Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat
puasa atau sebelum makan) dan insulin prandial (setelah makan).
1.
Sekresi insulin
basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu makan, waktu malam hari
dan keadaan puasa.
2.
Sekresi insulin
prandial menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari kadar insulin
basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah makan dan
mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat mengikuti penurunan
kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin prandial berkaitan erat dengan
kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.
Pada pasien diabetes mellitus tidak memiliki
kemampuan untuk mengambil dan menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah
meningkat.
Pada diabetes tipe I, pancreas tidak dapat
memproduksi insulin. Sehingga pemberian insulin eksogen diperlukan. Pada diabetes tipe 2, pasien memproduksi
insulin, tetapi sel tubuh tidak meerespon insulin dengan normal. Namun
demikian, insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2 untuk mengatasi
resistensi sel terhadap insulin.
2.6.1 Efek
Samping Terapi Insulin
1.
Efek samping
utama terapi insulin adalah terjadinya hipoglikemia.
2.
Efek samping
yang lain berupa reaksi imunologi terhadap insulin yang dapat menimbulkan
alergi insulin atau resistensi insulin
Efek samping terapi insulin sendiri
mempengaruhi setiap orang berbeda, insulin kadang-kadang dapat menyebabkan efek
samping. Efek samping akan tergantung pada tubuh dan jenis insulin.
2.6.2 Cara Pemberian
Insulin
a. Insulin Kerja Singkat :
1.
IV, IM, SC
2.
Infus ( AA /
Glukosa / Elektrolit )
b. Insulin Kerja Menengah / Panjang :
1.
Tersedia insulin
campuran (premixed) kerja cepat dan kerja menengah.
2.6.3 Cara Injeksi
Insulin
Insulin umumnya diberikan dengan
suntikan dibawah kulit (subkutan / SC ). Pada keadaan khusus diberikan
intramuskular atau intravena secara bolus atau drip.Insulin dapat diberikan
tunggal (satu macam insulin kerja cepat, kerja menengah atau kerja panjang)
tetapi juga dapat diberikan kombinasi insulinkerja cepat dan kerja menengah,
sesuai dengan respons individu terhadap insulin, yang dinilai dari hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah harian.
Penyerapan paling cepat terjadi di
daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah lengan, paha bagian atas
bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka penyerapan akan terjadi
lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat.
2.6.4 Tempat
Injeksi
Kecepatan absorpsi dan puncak kerja
insulin berbeda-beda bergantung pada tempatnya. Tiap bagian tubuh yang ditutupi
kulit yang longgar dapat dipakai sebagai
tempat injeksi insulin termasuk
abdomen, paha, lengan atas, pinggang dan kuadran atas luar dari bokong. Secara umum insulin akan lebih cepat
diabsorpsi dari bagian atas tubuh seperti bagian deltoid dan abdomen dibanding
dari paha dan bokong.
Gambar
1.1 Bagian Tubuh Injeksi Insulin
2.6.5 Cara
Penggunaan Insulin
1. Pen Insulin
Pen insulin merupakan kombinasi jarum suntik
dan isi insulin pada satu unit, membuat insulin ini mudah diberikan pada banyak
suntikan. Sebagian orang membawa dua atau lebih pen jika mereka menggunakan
insulin lebih dari sekali pada waktu yang berbeda dalam sehari. Jika pasien
membutuhkan untuk menggunakan dua insulin yang berbeda pada waktu bersamaan,
pasien akan membutuhkan dua alat pen dan menyuntikannya sendiri. Salah satu keuntungannya
yaitu mudah dibawa.
2. Jet Injeksi
Jet injeksi tidak mempunyai jarum suntik
sama sekali. Alat ini melepaskan insulin dengan cara arus kecil, kemudian
menembus ke dalam kulit karena tekanan.
3. Jarum Suntik
Jarum suntik sekarang lebih kecil dari
yang dahulu, sehingga mengurangi sakit pada waktu penyuntikan sangatlah mungkin.
Jika pasien membutuhkan dua tipe insulin untuk digunakan pada waktu yang sama,
pasien dapat mencampur insulin dan menyuntikannya sekali, atau dengan insulin
campuran.
4. Pompa Insulin
Pompa insulin yang paling aman, jalan
yang efektif untuk mengantar insulin pada terapi. Alat ini menggunakan pipa
kecil, yang disematkan dibawah kulit, dan sebuah pompa, yang sebesar pager, dan
berada di luar tubuh.
Pompa tersebut sebagai penyuplai dan dapat diprogram
untuk mengantarkan sejumlah kecil insulin pada waktu yang ditentukan.
2.6.6 Cara Penyimpanan
Simpan insulin yang belum dibuka pada lemari
pendingin dengantemperatur 2ºC sampai 10ºC (35ºF sampai 50ºF). Sekali dibuka,
insulin mempunyai waktu pakai 28 hari.
2.7 Sumber insulin
Preparat insulin didapat dari hewan (pancreas babi)
atau disintesis di laboratorium baik dari pengubahan insulin babi msupun
teknologi DNA rekombian, menggunakan srain E.
coli untuk membentuk insulin manusia biosintesis. Analog insulin telah
dikembangkan dengan memodifikasi rangkaian asam amino molekul insulin. Meski
tipe yang diresepkan berbeda-beda sesuai dengan masing-masing individu, praktik
standarnya adalah meresepkan insulin manusia.
2.7.1 Preparat insulin
Insulin lispro (Humalog) adalah
analog insulin manusia yang berasal dari E.
coli yang diubah secara generik yang mencangkup gen untuk insulin lispro.
Jenis ini digolongkan sebagai insulin kerja-cepat atau kerja-ultra-singkat.
Dibandingkan dengan insulin regular, lispro memiliki awitan yang lebih cepat
(<15 menit), puncak kerja penurunan glukosa yang lebih cepat (30-60 menit)
dan durasi aktivitas yang lebih pendek (3-4 jam). Ini berarti bahwa lispro
harus diberikan dalam 15 menit sebelum makan (bukan 30-60 menit sebelum makan
seperti anjuran untuk insulin regular). Pasien DM tipe 1 biasanya juga
membutuhkan pemakaian produk insulin kerja-lama yang bersamaan. Lispro lebih
sedikit menyebabkan perubahan jaringan dibanding insulin regular dan dapat
mengurangi risiko hipoglikemia nocturnal pada penyandang DM tipe 1.
Insulin
regular adalah insulin Kristal tidak dimodifikasi, digolongkan sebagai insulin
kerja-singkat. Insulin regular bentuknya bening dan satu-satunya preparat
insulin yang dapat diberikan melalui rute IV; tipe lain berupa suspensi dan
berbahaya jika diberikan melalui rute IV. Insulin regular juga digunakan untuk
mengobati DKA, untuk memulai terapi pada pasien DM tipe 1 yang baru
didiagnosis, dan dicampur dengan insulin kerja-sedang untuk memberikan kontrol
glukosa yang lebih baik.
Awitan,
puncak, dan durasi kerja insulin dapat diubah dengan menambahkan dasar asetat
dan protamin. Zink dan protamin dapat ditambahkan ke insulin NPH untuk
memperpanjang kerjanya dan digolongkan sebagai insulin kerja-sedang atau
kerja-lama. Preparat ini tampak keruh jika dicampur dengan baik sebelum disuntikan. Protamin dan zink adalah zat
asing dan dapat menyebabkan reaksi hipersensivitas. Insulin detemir, insulin
kerja-lama terbaru (17-24 jam), adalah insulin bening dan tidak boleh dicampur
dengan insulin lain dan tidak dapat digunakan dalam pompa insulin. Dosis dapat
diberikan satu atau dua kali sehari. Insulin glargine (Lantus) adalah analog
insulin DNA manusia kerja-panjang 24 jam yang diberikan secara subkutan satu
atau dua kali sehari, biasanya pada waktu sebelum tidur, untuk mengobati pasien
baik DM tipe 1 maupun tipe 2. Memiliki efek yang relatif konstan (yang berarti
tidak memiliki waktu efek puncak). Tidak direkomendasikan untuk digunakan pada
kehamilan. Glargine tidak boleh dicampur dengan insulin lain; PH-nya tidak
cocok (McPhee & Papadakis, 2009). Glarine tidak dapat digunakan.
Preparat
Insulin
|
||||
Preparat
|
Nama
|
Awaitan
(jam)
|
Puncak
(jam)
|
Durasi
(jam)
|
Kerja
cepat
|
Lispro
Aspart
(Novolog)
Glulisine
(Apidra)
|
0,25
0,25
0,25
|
1-1,5
40-50
menit
1-1,5
|
3-4
3-5
3-5
|
Kerja
singkat
|
Regular
(Novolin-R, Humulin-R)
|
0,5-1,0
|
2-3
|
4-6
|
Kerja
sedang
|
NPH (Humulin)
(N) NPH
Determir
(Levemir)
|
2
(awitan
dan puncak kerja tidak terbatas)
|
6-8
|
12-16
17-24
|
Kerja
lama
|
Glargine
(Lantus)
|
(awitan
dan puncak kerja tidak terbatas)
|
|
24
|
Kombinasi
|
Humulin
50/50
Humulin
70/30
Novolin
70/30
|
0,5
0,5
0,5
|
3
4-8
4-8
|
22-24
24
24
|
2.7.2.Konsentrasi
Insulin
Insulin dikemas dalam bentuk 100 U/ml
(U-100) dan 500 U/ml (U-500) di Amerika Serikat. U-100 adalah konsentrasi
insulin standard yang digunakan; terdapat 100 unit insuin dalam 1 ml. insulin
U-500 hanya digunakan pada kasus retensi insulin yang langkah ketika pasien
membutuhkan dosis sangat besar. U-500 dan analog insulin lispro adalah satu-satunya
insulin yang membutuhkan resep.
2.7.3 Infus Insulin
Subkutan Kontinu
Insulin regular atau kerja-cepat
digunakan pada lat infuse insulin subkutan kontinu (continuos subcutaneous
insulin infusion, CSII), sering kali disebut pompa insulin (mis., pompa MiniMed
dan Disetronic). Alat CSII memiliki pompa kecil yang menahan spuit insulin,
tersambung dengan jarum subkutan lewat slang. Ukuran pompa sebesar ukuran
penyeranta dan dapat dipasang di ikat pinggang atau dimasukkan ke dalam kantong
baju. Jarum dimasukkan ke kulit, biasanya pada abdomen dan diganti setiap 3
hari. Alat ini mengirimkan jumlah konstan insulin yang diprogram selama periode
24 jam
2.7.4 Koreksi Dosis
Insulin
Memilihara glukosa darah normal sebelum
dan selama perawatan di rumah sakit mengurangi risiko infeksi pasca-operasi dan
memperpendek lama rawat inap. Penyembuhan terganggu ketika haemoglobin
terglikosilasi mengalami peningkatan afinitas terhadap oksigen, menyebabkan
jaringan berisiko mengalami iskemia dan mengurangi efektivitas sel-sel darah
putih (meningkatkan risiko infeksi).
Terapi pasien tipe 1 dan tipe 2 yang
dirawat di rumah sakit membutuhkan regimen medikasi yang responsif terhadap
perubahan glikemik sekunder akibat kondisi saat masuk dan terapinya, termasuk
pembedahan (Braithwaite et al., 2007). Penyandang DM tipe 2 mungkin tidak dapat
mengkonsumsi medikasi oral selama perawatan di rumah sakit karena risiko
hipoglikemia akibat tidak makan dan respons lambat terhadap medikasi ini untuk
mengoreksi hiperglikemia. Penelitian mendapatkan angka mortalitas menurun
secara signifikan dan cedera ginjal dapatan menurun secara signifikan ketika
glukosa darah normal (80-110 mg/dl) dipertahankan melalui terapi insulin
intensif (insulin regular intravena) pada pasien ICU bedah; pada pasien beda
yang sakit kritis, glukosa darah harus dipertahankan mendekati 110 mg/dl dan
tidak melebihi 150 mg/dl (ADA, 2009). Direkomendasikan bahwa pasien yang sakit
kritis mempertahankan kadar glukosa darah sama dengan atau < 140 mg/dl (ADA,
2009).
Ketika pasien yang dirawat dirumah sakit
yang makan atau memiliki sumber asupan oral mengalami periode hiperglikemia di
luar ICU, disarankan untuk memberikan terapi koreksi prandial basal subkutan
(Umpierrez et al., 2007). Dosis basal adalah insulin subkutan satu atau dua
kali sehari, seperti insulin glargine (satu kali sehari) atau NPH (dua kali
sehari). Dosis prandial atau waktu makan adalah sebagian dari ½ dosis harian
total insulin. Dosis koreksi dikombinasikan dengan dosis prandial, berdasarkan
asupan karbohidrat.
2.8 Prosedur
Injeksi Insulin
A. Injeksi Insulin (Spuit)
Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan.
1.
Vial insulin
yang tidak digunakan sebaiknya disimpan dilemari es.
2.
Periksa vial
insulin tiap kali akan digunakan (misalnya : adanya perubahan warna).
3.
Pastikan jenis
insulin yang akan digunakan dengan benar.
4.
Insulin dengan
kerja cepat (rapid-acting insulin) harus diberikan dalam 15 menit sebelum
makan. Interval waktu yang direkomendasikan antara waktu pemberian injeksi
dengan waktu makan adalah 30 menit.
5.
Sebelum memberikan
terapi insulin, periksa kembali hasil laboratorium (kadar gula darah).
6.
Amati tanda dan
gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.
Persiapan Alat
1.
Spuit Insulin
2.
Vial Insulin
3.
Kapas Alkohol
(Alcohol Swab)
4.
Handscoon Bersih
5.
Bengkok
6.
Daftar /
Formulir Obat Klien
Orientasi
Mengucapkan salam dan Menjelaskan kepada klien
tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian injeksi insulin
Pelaksanaan
1.
Cuci tangan dan
memakai handscoon streil
2.
Mengambil vial
insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan untuk klien (berdasarkan
daftar obat klien)
3.
Memilih lokasi
suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan inflamasi dan
edema
4.
Mendesinfeksi
area penyuntikkan dengan kapas alkohol dimulai dari bagian tengah
5.
Mencubit kulit
tempat area penyuntikkan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada klien
yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan
6.
Menyuntikkan
insulin secara subkutan dengan tangan yang dominan secara lembut dan perlahan
7.
Mencabut jatum
dengan cepat, tidak boleh dipijat, hanya dilakukkan penekanan pada area
penyuntikkan dengan menggunakan kapas alkohol
8.
Membereskan alat
– alat, membuang spuit ke dalam keadaan jarum yang sudah tertutup
9.
Lepas handscoon
dan cuci tangan
10. Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang
diberikan 30 menit setelah injeksi insulin dilakukan
11. Menginspeksi tempat penyuntikkan dan mengamati
apakah terjadi pembengkkan atau hematoma
12. Dokumenstasi
a.
Mencatat respon
klien setelah pemberian injeksi insulin
b.
Mencatat kondisi
tempat tusukan injeksi insulin
c.
Mencatat tanggal
dan waktu pemberian injeksi insulin
Gambar 1.2
Injeksi Insulin di Perut / Abdomen
B. Injeksi Insulin (Pen)
Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan.
1.
Insulin Pen yang
tidak sedang digunakan harus disimpan dalam suhu 2 – 8 °C dalam lemari
pendingin (tidak boleh didalam freezer).
2.
Insulin Pen yang
sedang digunakan sebaiknya tidak disimpan dalam lemari pendingin. Insulin Pen
dapat digunakan/dibawa oleh perawat dalam kondisi suhu ruangan (sampai dengan
suhu 25 °C) selama 4 minggu.
3.
Jauh dari
jangkauan anak-anak, tidak boleh terpapar dengan api, sinar matahari langsung,
dan tidak boleh dibekukan.
4.
Jangan
menggunakan Insulin Pen jika cairan didalamnya tidak berwarna jernih lagi.
Persiapan Alat.
1.
Spuit Insulin /
Insulin Pen
2.
Vial Insulin.
3.
Kapas Alkohol /
Alcohol Swab.
4.
Handscoen
Bersih.
5.
Daftar /
Formulir Obat Klien.
Pra Interaksi
1.
Mengkaji cara
kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu kerja, dan masa efek puncak
insulin, serta efek samping yang mungkin timbul.
2.
Mengkaji adanya
tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi terhadap human insulin.
3.
Mengkaji riwayat
medic dan riwayat alergi.
4.
Mengkaji
keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada pengerasan atau penurunan jumlah
jaringan.
5.
Mengkaji tingkat
pengetahuan klien prosedur dan tujuan pemberian terapi insulin.
6.
Mengkaji
obat-obat yang digunakan waktu makan dan makanan yang telah dimakan klien.
Orientasi
Mengucapkan salam dan Menjelaskan kepada klien
tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian injeksi insulin
Pelaksanaan.
1.
Mencuci tangan.
2.
Memakai
handscoen bersih
3.
Memeriksa apakah
Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan kebutuhan.
4.
Mengganti jarum
pada insulin pen dengan jarum yang baru.
5.
Memasang cap
Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan indikator dosis.
6.
Memegang novolet
secara horizontal dan menggerakkan insulin pen (bagian cap) sesuai dosis yang
telah ditentukan sehingga indicator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin
yang akan diberikan kepada klien.
7.
Memilih lokasi
suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi,
atau edema.
8.
Melakukan rotasi
tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya.
9.
Mendesinfeksi
area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah
secara sirkuler ± 5 cm.
10. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien
yang kurus dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak
dominan.
11. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan
yang dominan secara lembut dan perlahan. Ibu jari menekan bagian atas Insulin
Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan tinggi Insulin Pen sudah
kembali seperti semula (tanda obat telah diberikan sesuai dengan dosis).
12. Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam
kulit klien sebelum dicabut supaya tidak ada sisa obat yang terbuang.
13. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage,
hanya dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas
alkohol.
14. Membereskan alat-alat & cuci tangan
15. Dokumenstasi
a.
Mencatat respon
klien setelah pemberian injeksi insulin
b.
Mencatat kondisi
tempat tusukan injeksi insulin
c.
Mencatat tanggal
dan waktu pemberian injeksi insulin
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Insulin merupakan hormon yang terdiri
rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan
pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam sirkulasi
darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah
yang baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel
alfa kelenjar pankreas. Insulin dilepaskan dari sel B pankreas pada tingkat
basa yang rendah dan pada tingkat rangsangan yang lebih tinggi sebagai respon
terhadap berbagai rangsangan, terutama glukosa.
Pemberian injeksi insulin adalah suatu
kegiatan memasukkan obat insulin ke dalam jaringan tubuh melalui suntikkan
subcutan atau intravena, yang dapat digunakan untuk mengontrol kadar gula darah
Pemberian injeksi insulin ada dua macam dapat dilakukan dengan injeksi dan
oral.injeksi sendiri dapat dengan suntik biasa ataupun insulin pen.
3.2 Saran
Sebagai perawat atau tim kesehatan dalam
melakukan tindakan medis atau asuhan keperawatan harus mengutamakan standar
operasional prosedur yang agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan
yang dapat merugikan institusi kesehatan maupun pasien. Dan sebagai perawat
atau tim kesehatan harus melakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit yang
berkaitan dengan terapi insulin, seperti DM agar masyarakat paham dan dapat
meningkatkan kesehatannya.
Daftar Pustaka
Corwin,E.
2009. Buku Saku Patofisiologi. E/3.
Jakarta : ECG
Kowalak,J ,Welsh,W ,Mayer,B.
2003. Buku Ajar Patofisiologi. Alih
Bahasa : Hartono,A. 2014. Jakarta : ECG
Zaydan,M. 2015. SOP Memberikan Terapi Injeksi Insulin.
Diakses tanggal 9 April 2018. Pk 20:30 dari http://nersrisal.blogspot.co.id/2015/07/sop-memberikan-terapi-injeksi-insulin.html
No comments:
Post a Comment