KEPERAWATAN MATERNITAS I
SISTEM KARDIOVASKULAR
Setelah
lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
bersirkulasi ke seluruh tubuh guna menghantarkan oksigen ke jaringan. Agar
terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, terjadi dua
perubahan besar, yaitu
1. Penutupan foramen ovale pada atrium paru dan aorta
2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan
aorta
Perubahan
sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh
darah tubuh. Jadi, perubahan tekanan tersebut langsung berpengaruh paada aliran
darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah.
Dua
peristiwa yang mengubah tekanan dalam pembuluh darah :
1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh
darah sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Aliran darah menuju
atrium kanan berkurang sehingga menyebabkan penurunan volume dan tekanan pada
atrium tersebut. Kedua kejadian ini membantu darah yang miskin oksigen mengalir
ke paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh
darah paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan
pertama ini menimbulkan relaksasi sistem pembuluh darah paru. Peningkatan
sirkulasi ke paru mengakibatkan peningkatan pembuluh darah dan tekanan pada
atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan
atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Dengan
pernapasan, kadar oksigen dalam darah meningkat. Akibatnya duktus arteriosus
mengalami konstriksi dan menutup dalam waktu 8-10 jam setelah bayi lahir. Vena
umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika pada tali pusat menutup
secara fungsional dalam beberapa menit setelah bayi lahir dan setelah tali
pusat di klem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan.
Total
volume darah yang bersirkulasi pada saat bayi lahir adlah 80 ml/kg berat badan.
Akan tetapi, jumlah ini dapat meningkat jika tali pusat tidak dipotong pada
waktu lahir. Kadar hemoglobin tinggi (15-20 gr/dl), 70% adalah Hb janin.
Perubahan Hb janin menjadi Hb dewasa yang terjadi di rahim selesai dalam 1-2
tahun kehidupan.
SISTEM HEMATOLOGI
Pada
sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir,
yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh
jaringan tubuh, maka terdapat perubahan,yaitu penutupan foramen ovale pada
atrium jantung dan penutupan duktus ateriosus anatara arteri paru dan aorta.
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh
darah,dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga
dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi. Perubahan tekanan sistem
pembuluh darah dapat terjadi saat tali pusat di potong, resistensinya akan
meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena suplai darah ke atrium
kanan berkurang yang dapat menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga
menurun. Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ualng, pada
saat terjadi pernafasan pertama dapat menurunkan resistensi dan meningkatkan
atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama dapat menimbulkan
relaksi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang dapat menurunkan resistensi
pembuluh darah paru. Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen ovale
akan menutup, atau dengan pernafasan kadar oksigen dalam darah akan meningkat
yang dapat menyebabkan duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup.
Perubahan lain adalah menutupnya vena umbilikus, dutus venosus, dan arteri
hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit
setelah tali pusat di klem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu
sekitar 2-3 bulan
Adaptasi Ke Kehidupan Ekstrauterin
1. Setelah anak lahir anak bernapas untuk pertama
kalinya.maka, terjadilah penurunan tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga
banyak darah yang mengalir ke paru-paru.
2. Ductus arteriosus tertutup satu sampai dua menit
setelah anak bernapas
3. Dengan terguntingnya tali pusat, darah dalam vena
cava inferior berkurang. Dengan demikian, tekanan dalam atrium atau serambi kanan
berkurang.
4. Sebaliknya, tekanan dalam atrium kiri bertambah
sehingga menyebabkan penutupan voramen ovale.
5. Sisa ductus arteri menjadi ligamentum arteriosus.
6. Sisa ductus venosus menjadi ligamentum teres
hepatic.
7. Arteri umbilikal menjadi ligamentum pesikoumbilical
lateral kiri dan kanan.
Setelah
bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan tekanan arteriol dalam
paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi
ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan
jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat foramen ovale secarafungsional
menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena
tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena
rangsangan biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosus yang
berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama.
Aliran
darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit/m² (gessner,
1965). Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 2,96 liter/menit/m²
dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan
duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah
darah yang melalui transfuse plasenta yang pada jam-jam pertama sedikit menurun,
untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.
Transisi Pada Darah
Pada
umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan nilai hemoglobin ( Hb) yang
tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada periode janin, namun akan
lenyap pada satu bulan pertama kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb
akan meningkat sedangkan volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit
normal hanya pada 51 – 56% neonatus. Pada saat kelahiran meningkat dari 3%
manjadi 6% , pada minggu ke-7 sampai ke-9 setelah bayi baru lahir akan turun
perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi baru lahir :
1.
waktu pengkleman tali pusat. Penundaan pengkleman tali pusat dapat
meningkatakan volume darah neonotus 25-40% , keuntungan penundaan pengkleman :
·
Volume yang
besar meningkatkan perfusi kapiler baru
·
Berlanjutnya
bolus darah teroksigenasi selama nafas pertama yang tidak teratur.
2.
Pencapaian oksigenasi adekuat yang lebih cepat membuat penutupan struktur
janin.
3.
Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir
Sedangkan
darah merah BBL memiliki umur yang singkat , yaitu 80 hari , sedangkan sel
darah merah orang dewasa 120 hari. Pergantian sel yang cepata ini menghasilkan
lebih banyak sampah metabolic akibat penghancuran sel termasuk bilirubin yang
harus di metabolisme. Muatan bilirubin yang berlebihan ini menyebabkan ikterus
fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, terdapat hitung
retukulosit yang tinggi pada bayi baru lahir yang mencerminkan pembentukan sel
darah merah baru dalam jumlah besar.
Sel
darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang dari 10.000 hingga
30.000/mm. peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada BBL normal selama 24 jam
pertama kehidupan. Pada saat menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung
sel darah putih mengandung granulosit dalam jumlah yang besar.
Perubahan Pada Saat Lahir
1. Penghentian Pasokan Darah Dari Plasenta
2. Pengembangan Dan Pengisian Udara Pada Paru-Paru
3. Penutupan Poramen Oval
4. Fibrosis
5. Vena Umbilicalis
6. Ductus Venosus
7. Arteriae Hypogastrica
8. Ductrus Arteriosus
SISTEM PERNAFASAN
Perkembangan Paru
Paru
berasal dari titik tumbuh (jaringan endoderm) yang muncul dari faring yang
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini
terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah
bronkiolus dan alveolus sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
gerakan nafas sepanjang trimester ke-2 dan 3. Ketidakmatangan paru mengurangi
peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia 24 minggu, yang
disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler
paru, dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan.
Proses Awal Bernapas
1. Empat faktor yang berperan pada rangsangan napas
pertama bayi :
2. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang
kemoreseptor yang terletak di sinus karotis.
3. Tekanan terhadap rongga dada (toraks) sewaktu
melewati jalan lahir.
4. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang
gerakan pernapasan.
5. Refleks deflasi Hering Breur
Pernapasan
pertama pada bayi baru lahir terjadi dengan normal dalam waktu 30 detik setelah
kelahiran. Tekanan pada rongga dada bayi saat bayi melalui jalan lahir per
vaginam mengakibatkan cairan paru yang jumlahnya 80-100 ml, berkurang
sepertiganya sehingga volume yang hilang ini diganti dengan udara. Paru
mengembang sehingga rongga dada kembali ke bentuk semula. Pernapasan pada
neonates terutama pernapasan diafragmatik dan abdominal. Biasanya, frekuaensi
dan kedalaman pernapasan masih belum teratur.
Kompresi
dan dekompresi kepala bayi selama proses kelahirandiyakini merangsang pusat
pernapasan di dalam otak yang menimbulkan upaya bernapas. Dalam hal ini,
rangsangan taktil dianggap tidak terlalu bermakna. Akan tetapi, rasa sakit yang
disebabkan oleh ekstensi tungkai yang masih fleksi, sendi-sendi dan tulang
punggung dapat dianggap menjadi penyebab timbulnya respons awal bayi terhadap
kehidupan di luar uterus.
SISTEM GASTROINTESTINAL
(PENCERNAAN)
Secara
fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur dibandingkan orang
dewasa. Membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu basah.Gigi tertanam di
dalam gusi dan sekresi ptyalin sedikit.Sebelum lahir,janin cukup bulan akan
mulai mengisap dan menelan reflek muntah dan batuk yang matur sudah terbentuk
dengan baik pada saat lahir kemampuan bayi untuk menelan dan mencerna makanan(
selain susu) masih terbatas hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum
sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus.
Kapasitas lambung sangat terbatas,kurang dari 30 ml (15-30 ml) untuk bayi baru
lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara perlahan,seiring
dengan pertumbuhan bayi.Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri sangat
penting,contohnya memberikan ASI sesuai keinginan bayi (ASI on demand)
SISTEM IMUN
Sistem
imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan mengalami
infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan memberi kekebalan alami maupun
kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
1. Perlindungan oleh membran mukosa
2. Fungsi saringan saluran nafas
3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan
dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif
mendapat antibody dari tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum muncul sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas
utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh.
SISTEM NEOROLOGI
Sistem
saraf bayi baru lahir masih sangat muda baik secara anatomi maupun fisiologi
ini menyebabkan kegiatan reflek spina dan batang otak dengan control minimal
oleh lapisan luar serebrum pada beberapa bulan pertama kehidupan, walaupun
interaksi sosial terjadi lebih awal.
Setelah
bayi lahir, pertumbuhan otak memerlukan persediaan oksigen dan glukosa yang
tetap memadai. Otak yang masih muda rentan terhadap hipoksia, ketidakseimbangan
biokimia, infeksi dan pendarahan. Bayi baru lahir memperlihatkan sejumlah
aktivitas reflek pada usia yang berbeda beda, yang menunjukkan normalitas dan
perpaduan antara sistem neuorogi dan muskuluskletal. Beberapa reflek tersebut:
1. Refleks moro, reflek ini terjadi karena adanya
reaksi miring terhadap rangsangan mendadak. Reflek ini dapat di munculkan
dengan cara menggendong bayi dengan sudut 45o, lalu biarkan kepalanya turun
sekitar 1-2 cm. Reflek ini simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah
lahir.
2. Refleks rooting, dalam memberikan reaksi terhadap
belaian di pipi atau sisi mulut, bayi menoleh kearah sumber rangsangan dan
membuka mulutnya siap untuk mengisap.
3. Refleks mengedip atau reflexs mata, melindungi mata
dari trauma.
4. Refleks menggenggam, reflek ini di munculkan dengan
menempatkan jari atau pensil atau pensil di dalam telapak tangan bayi, dan bayi
akan menggenggamnya dengan erat.
5. Refleks berjalan dan melangkah. Jika bayi di sangga
pada posisi tegap dan kakinya mennyentuh permukaan yang rata, bayi akan
terangsang untuk berjalan.
6. Refleks leher tonik asimetris. pada posisi
terlentang, jika kepala bayi menoleh ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan
ekstensi sedangkan lengan sebelahnya fleksi. Jika di dudukkan tegak, kepala
bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat
sebelum akhirnya menunduk ke depan
No comments:
Post a Comment